Pulang sekolah Mala dan Malto berjalan di pedestrian. Gadis itu tersenyum kecil ketika melihat lantai trotoar. Ia jadi teringat akan kejadian minggu lalu ketika ia dan Malto menulis kata-kata di atas pedestrian. Gadis itu termenung sebentar ia lalu menoleh ke arah Malto yang menggunakan jaket berwarna putih.
Sudah sejak SMP mereka bersama awalnya sebagai teman namun kini sebagai sepasang kekasih. Mala tahu semua hal tentang Malto. Tapi gadis itu teringat akan pertanyaan Syifa ketika di kelas. Saat itu Syifa bertanya apa yang paling tidak di sukai oleh Malto. Mala ingat saat itu ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Kini saatnya ia tahu semuanya, semua tentang laki-laki yang berjalan di sampingnya.
"Mal,"
"Iya sayang," kata Malto dengan cepat.
Mala berdecak lidah, ia memukul lengan Malto. "Jangan mulai ngajak berantem ya."
"Iya, iya. Apa?"
Mala menarik napasnya. "Apa sih yang paling lo gak suka di bumi ini."
Malto tertunduk sambil tersenyum. Ia memegang tali tas punggungnya. "Yang paling gue gak suka di bumi ini, liat perempuan nangis."
"Kenapa?"
Malto menatap kedepan. "Dulu waktu Papah meninggal gue liat Mamah nangis seharian. Tangisannya begitu dalam, gue gak tega liatnya. Dari tangisan Mamah gue bisa rasain betapa kehilangannya dia, betapa sakitnya dia kehilangan orang yang dia cinta. Sejak saat itu gue gak suka ngeliat perempuan nangis, karena ngingetin gue sama tangisan Mamah."
"Jadi perempuan gak boleh nangis?"
"Boleh, tapi kalau bisa jangan di depan gue. Karena gue pasti akan ikut sedih."
Mala meangguk ia coba untuk mengerti perasaan Malto. "Kalau gue yang nangis?"
"Jangan! Gak boleh biar gue aja yang gantiin lo nangis. Gue gak akan kuat ngeliat cewek yang gue suka ngeluarin air matanya. Biar gue yang gantiin posisi lo pada saat lo nangis nanti."
Gadis itu tersenyum mendengar Malto berkata manis seperti itu. "Gue tau kalau lo suka ngegombalin cewek-cewek di sekolah yang selalu bikin gue mual. Tapi kenapa ya kok gue suka sama gombalan lo barusan."
"Mala, mala lo belum gue apa-apain aja udah mual."
Mala memberengut ia lalu menjambak rambut Malto. "Dasar mesuuummm... lo tuh gak berubah-berubah yah. Nih rasain! Rasain nih!" gadis itu menjambak rambut Malto hingga meringis.