Tama mendorong badan gue dengan keras hingga menempel ke dinding. Kenapa? Kenapa Tama marah lagi? Tama mendekatkan badannya ke gue. Pas Tama mau ngomong, cewek-cewek tadi keluar dari WC. Mereka kaget dengan pemandangan kami, langsung lari kecil ninggalin kami.
“Lu kenapa?” tanya gue heran.
“Sebenernya kalian merencanakan apa?!!” Tama meremas pundak gue dengan keras.
“Rencana apa?? Lu ngomong apa sih?!” gue yang nggak ngerti sama sikap Tama berusaha berontak, tapi Tama semakin keras meremas pundak gue.
“Tama.. sakit!” kata gue sambil menatap matanya.
Tama nggak menggubris omongan gue.
“Gue pikir lu wanita sederhana! Tapi tampaknya gue salah. Lu udah punya plan hebat! Jadi, setelah bercerai dari gue, lu akan melemparkan diri lu supaya jadi nyonya di company SAHABAT lu! Boleh gue tau, lu dibayar berapa sama sahabat lu?!” Tama bicara panjang lebar, tapi gue hanya bingung dan sakit hati.
PLAKK!! Gue menampar Tama. Gue sendiri kaget karena gue menampar Tama. Telapak tangan gue sakit, tapi hati gue lebih sakit lagi sama tuduhan Tama.
“Sedikit pun gue nggak ngerti apa maksud omongan lu! Dibayar?! Jadi buat lu, gue serendah itu?!!" badan gue bergetar saking marah dan kecewa.
Gue nggak nyangka Tama bisa ngomong kayak gitu ke gue. Gue dorong Tama dengan kuat dan ninggalin dia di WC. Yang gue tau, Tama marah lagi sama Amoi. Tapi kenapa? Emang apa yang terjadi? Gue berhenti di lorong , nggak sadar gue netesin air mata.
Gue frustasi! Frustasi karena dunia baru yang baru aja terbuka dihadapan gue. Frustasi karena gue terombang ambing sama perasaan gue. Frustasi karena sikap Tama yang unpredictable! Gue pengen lari, gue pengen ninggalin semua ini.
Tiba-tiba, Amoi dan papa keluar dari ballroom. Mereka seperti happy karena kebetulan ngeliat gue. Gue cepet-cepet hapus air mata gue.
“Mai.. kamu kok nggak bilang kalo kamu sahabatnya Kenzie?” Papa samperin gue.
“..eh..Papa kenal Kenzie..??" gue kaget sama pertanyaan Papa.
Gue natap Amoi dengan bingung.
“Papa ini udah 8 tahun memprospek jaringan hotel Keluarga Kenzie untuk bekerjasama dengan Arthur Group.. dan malam ini, Kenzie akhirnya memberikan kabar baik! Kamu bayangkan Mai.. jaringan hotel mereka ini sudah taraf internasional.. Jadi, Papa bisa bawa produk-produk Arthur Group untuk dikenal ke kancah internasional!” Papa terus memuji-muji dan Amoi tersenyum penuh arti.