CINTA 1/2 MATENG

Jessy Anggrainy Rian
Chapter #21

BRILLIANT IDEA

Hari ini, The Three Musketeers sama 1 kuda poni (gue maksudnya), menuju ke sebuah resort. Jadi ini adalah project kerjasama pertama antara PT. Imaji dan Arthur Group. Walaupun ini masih dalam bentuk tender. Ada perusahaan pesaing juga yang berlomba-lomba dalam tender ini. Makanya kami harus bisa kasih penawaran ide dan harga yang briliiant.

Resort ini masih dalam jaringan kerajaan bisnis PT. Imaji dan dibangun di area perbukitan seluas 50 hektar, disebelah utara ibukota. Butuh waktu 2 jam perjalanan dari ibukota ke tempat ini. Berarti kalo dari kota gue, sekitar 8 jam perjalanan. Si Emak harus minum antimo 1 lusin atau disuntik bius gajah, biar nggak mabok kalo mau gue ajak kesini.

Jadi resort seluas ini, dikhususkan untuk kalangan kelas atas yang ingin mendapatkan pengalaman menginap dengan fasilitas full privacy. Setiap rumah akan dibangun dengan tema yang berbeda-beda. Ada yang modern, tradisional, bahkan fantasi.

Selain itu, setiap rumah akan dilengkapi dengan 3 kamar tidur dan fasilitas private’nya. Seperti, private swimming pool, private karaoke room , private mini movie theater, private play and sport ground, private playroom dan nah ini yang unik, private butik dan private mini market! Gila nggak?!

Semua barang yang ada dibutik dan mini market boleh dibawa pulang oleh sang penyewa. Konon harga menginap semalam bisa mencapai 30-70juta! Semalem! Gue mikir, mana mungkin laku?! Tapi, kayaknya buat horang berduit mah, duit segitu nggak ada apa-apanya. Dakinya aja bisa jadi mutiara!

 Nah, tugas kami adalah untuk mengelompokkan produk-produk yang akan ditawarkan di butik dan mini market sesuai dengan tema-tema rumah tersebut. Resort ini sudah 60% rampung. Kadang gue miris sih. Ada banyak orang tidur di jalanan, sedangkan disini ada puluhan rumah besar yang kosong. Yah, namanya juga bisnis ya.

Sis! Lu ikut gue ke bagian tradisional. Background lu kan sederhana, jadi pasti lebih feel ke sesuatu yang alami gitu.. Tama dan Cassie biar ke bagian modern. Nanti 1 jam lagi, kita ketemu di area fantasy ya.." kata Nevan memerintah ke semua orang.

Duh Gustiii yang maha permurah.. kenapa sih gue harus sama Nevan? Gue ngelirik Tama dan Cassie mohon diselamatkan. Tapi, Cassie cuma mesem dan Tama.. ah.. si Tama mah, gue dimakan beruang gila pelan-pelan juga, nggak akan peduli! Gue dengan berat melangkah ngekorin Nevan.

Jalanan mulai menanjak. Gue harus mulai olah raga lagi nih, masa baru segini aja udah ngos-ngosan. Manja sih, gue udah jarang bersepeda. Kemana-mana naik mobil.

Sis.. gimana menurut lu?” tanya Nevan tiba-tiba.

Gue berenti dan mandangin sekitar gue yang masih nggak ada apa-apa.

“Gimana apanya?” tanya gue ke Nevan heran.

“Tuh.." Nevan nunjuk ke bawah.

Gue tadinya nggak sadar Nevan nunjuk apaan. Tapi, pandangan gue langsung terkunci saat ngeliat Tama dan Cassie. Tama menggenggam tangan Cassie dan bahkan sampe mengangkat badan Cassie saat nurunin jalanan yang sulit dan berbatu-batu. Lagian, mau survey si Cassie malah pake sepatu heels. Kembali perasaan sedih itu muncul. 

Are you okay with that?” tanya gue ke Nevan dengan polos.

Sis.. gimana kalo lu nikah sama gue aja? Cassie itu, tipikal carrier woman yang gak mau kawin cepet-cepet.." gue langsung tarik kupingnya, pas Nevan ngomong gitu.

“Gue ini istri kakak lu!" kata gue ketus.

Lihat selengkapnya