CINTA 1/2 MATENG

Jessy Anggrainy Rian
Chapter #38

ITS OKAY TO LET IT OUT

Saat ini, Papa masih belum siuman. Tama memanggil dokter Alex dan para perawat khusus untuk menjaga Papa dirumah. Semua peralatan penunjang terbaik pun sudah disiapkan dikamar Papa. Dokter Alex bilang Papa terlalu shock, sehingga kondisinya saat ini nggak stabil.

Keadaan Tama udah jauh lebih baik, setelah disuntik sesuatu sama dokter Alex.

“ Papa nggak akan kenapa-kenapa kan dok?” tanya gue cemas.

“ Seharusnya saat ini, Pak James sudah sadar.. semua alat-alat vitalnya berfungsi dengan baik.. Mungkin, karena usia, badannya butuh istirahat lebih lama.. Nggak usah terlalu khawatir.. “ kata Dokter Alex ke gue dan Tama.

 Dokter Alex pamit untuk beristirahat dikamarnya. Ya, karena beliau adalah dokter keluarga Arthur family, beliau sampai disiapkan kamar sendiri, incase ada hal-hal emergency yang terjadi, seperti saat ini.

         Setelah Dokter Alex pamit, gue dan Tama langsung mencari Nevan. Kami tau saat ini, Nevan lah yang paling terpukul. Gue nggak pernah liat Nevan nangis, tapi tadi saat Mamanya dibawa oleh security, Nevan menangis.

         Tante Rossy nggak dikirim ke kantor polisi. Untuk sementara waktu, dia hanya dikunci disebuah kamar yang dijaga oleh security. Kami sepakat untuk membiarkan Papa yang memutuskan, hukuman apa yang akan diberikan ke Tante Rossy.

         Gue melihat Nevan dan Cassie di area kolam renang. Cassie sedang mengobati luka di paha Nevan. Sesekali gue ngeliat Cassie mengusap-usap punggung Nevan. Gue dan Tama berjalan perlahan menghampiri Nevan dan Cassie. Gue menggenggam tangan Tama dengan berkaca-kaca, karena gue yakin saat ini Nevan sangat sedih.

Gue bilang juga apa, hati gue itu selembut bulu. Walau kelakuan Mamanya absurd gitu, tapi gue sangat iba dan kasian sama Nevan. Nevan yang menyadari kehadiran kami, langsung berbalik.

         “ Hai sissss!! Gilaaa acting lu hari ini!! WOOOHHHOOO.. Lu harusnya ikutan casting film action! Tama.. gue juga salut sama lu! Lu bisa tahan seharian kena ujan badai gitu! Dan ini nihhhh.. my girlfriend! Gue nggak nyangka lu bisa pura-pura gitu.. Pokoknya today, kita berempat super kereeennnn!! “ kata Nevan ke gue, Tama, Cassie sambil cengangas cengenges kayak abis main drama.

         Gak jadi ibanya! Percuma air mata gue! Tapi, entah kenapa gue ngerasa kalimat Nevan bukan kalimat lega, tapi lebih seperti mengungkapkan ironi.

         “ AHHH.. lu nih sis.. nabok gue kenceng amat! Nabok dari hati ya? Sakitnya beneran tau! Sama tuh pisau, naik sedikiiiit lagi.. masa depan gue sama Cassie bisa terancam looohh.. “ katanya lagi ke gue.

         Tama, gue dan Cassie hanya memandangi Nevan.

         “ What.. what.. what..?? “ tanya Nevan heran.

         “ Lu nggak harus selalu ceria setiap waktu.. its oke to let it out.. “ kata Tama ke Nevan sambil memegang pundak kanan Nevan.

         “ Let it out apa?” tanya Nevan masih cengangas cengenges ke Tama.

         “ Nevan.. you are not alone.. lu punya Tama, gue dan Cassie.. “ gue menggenggam tangan kiri Nevan.

         “ Kalian ini.. kenapa sih? Come on! Memang Mama gue salah kok… dia…. Memang… seharusnya dihukum…. “ kali ini Nevan menutup wajahnya dan melepaskan tangisannya.

Cassie menurunkan tangan Nevan dan menatap wajah Nevan dengan lembut. Gue ngeliat Cassie ikut meneteskan air mata.

         “ Kenapa.. kenapa… gue nggak bisa benci Mama… ??” tanya Nevan frustasi.

Lihat selengkapnya