Hari itu, langit mendung menggantung rendah, seolah ikut menahan napas bersama seorang pria bernama Ardian Pratama. Ia berdiri mematung di depan sebuah kafe kecil di pinggiran Jakarta, tepat di balik kaca bening yang memantulkan lebih dari sekadar bayangan. Niat hati membuat kejutan dengan membawakan cheese cake kesukaan kekasihnya, namun malah Ia yang mendapatkan kejutan lebih dahulu.
Di dalam, dua sosok tengah duduk berhadapan. Saling menatap. Saling tertawa. Dan dalam hitungan detik yang seperti ditarik lambat oleh waktu, mereka saling merapatkan wajah, lalu berpagutan.
Rena—perempuan yang selama empat tahun terakhir disebut Ardi sebagai rumah dan Alex—sahabat sejak SMA, orang yang dulu pernah bersumpah akan selalu berdiri di sisinya.
Satu ciuman cukup untuk mengubah sisa hidup seseorang. Dan bagi Ardi, hari itu adalah titik runtuh dari segalanya yang pernah ia percaya.