“Ren...Rendy...ayo buruan, sekarang udah jam berapa nih” panggil Pak Bagus yang baru saja keluar dari pos satpam. Rendy yang masih bertugas berjaga-jaga didekat pintu gerbang langsung menghampiri Pak Bagus “kenapa Pak? Ini kan baru jam 6” jawab Rendy. “Kamu kan ada janjian sama non Bella jam 7, udah kamu pulang dulu sana, siap-siap” perintah Pak Bagus. “Beneran Pak, nanti kalau ketauan atasan gimana?” Tanya Rendy. “Saya kan atasan kamu, nanti biar saya yang bertanggung jawab” jawab Pak Bagus. Setelah mendapat ijin dari Pak Bagus, Rendy pun pulang ke rumah Pakdenya untuk bersiap-siap karena akan makan malam berdua dengan Bella, anak pemilik perusahaan tempat Rendy bekerja. Sesampainya di rumah, Pakde Narto yang sedang minum kopi diteras rumahnya melihat Rendy pulang lebih cepat dari biasanya “Rendy, tumben udah pulang?” tanya Pakdenya. “iya Pakde, udah ijin sama atasan. Soalnya aku mau diajak makan sama non Bella” jawab Rendy sambil duduk disebelah Pakde lalu mencopot sepatunya. “Bella... Siapa dia?” tanya Pakde penasaran. “anaknya pemilik perusahaan, udah yah Pakde aku mau mandi dulu, takut telat” jawab Rendy lagi. Rendy pun masuk kedalam rumah lalu mandi untuk bersiap-siap.
Dengan pakaian kemeja lengan pendek dan celana jeans juga sepatu kasualnya, Rendy terlihat sangat tampan. Perempuan manapun yang melihat Rendy pasti akan terpesona. Rendy sudah sampai ditempat yang sudah dijanjikan sepuluh menit lebih cepat. Saat itu Rendy tampak gelisah sambil memegang handphonenya “mudah-mudahan nanti masih keburu buat jemput Nadia” bisik Rendy dalam hatinya. Sepuluh menit kemudian, sebuah mobil sport mewah yang hanya dua bangku berhenti tepat didepan Rendy. Kaca pintu depan pun terbuka “Ren...ayo masuk” ajak Bella. Rendy lalu masuk ke mobil.
Sepanjang perjalanan, Rendy lebih banyak diam seperti memikirkan sesuatu. “kamu kok diam aja Ren, sakit gigi yah?” tanya Bella berusaha mencairkan suasana. “ga non, cuma bingung mau ngomongin apa” jawab Rendy. “kalo bingung pegangan Ren” sahut Bella mulai mengajak bercanda. “ah non Bella ini bisa aja” ucap Rendy yang merasa malu. “kamu ini lucu Ren, liat tuh muka kamu sampe merah. Emang kamu ga pernah becanda begini sama cewek” tanya Bella lagi. Rendy hanya menggeleng saja. “terus kalo sama pacar kamu, ngapain aja?” tanya Bella penasaran. “saya belum punya pacar non. Mana ada perempuan yang mau sama saya, orang miskin, dari kampung lagi” jawab Rendy yang tiba-tiba saja teringat Nadia. “ga semua cewek itu melihat cowok dari miskin atau kayanya Ren. Selama cowok itu bisa bikin nyaman dan bisa ngebahagiain ceweknya, kenapa enggak” ucap Bella seperti menyemangati Rendy “kayak aku misalnya...aku ga cari cowok yang kaya. Yang penting dia sayang sama aku, perhatian terus aku ngerasa nyaman sama dia, itu cukup kok” sambung Bella lagi. “loh emangnya non Bella belum punya pacar?” tanya Rendy seperti tidak percaya. Saat itu Bella hanya tersenyum kepada Rendy terus menggelengkan kepalanya “kenapa emangnya? Mau daftar?” jawab Bella yang sebenarnya serius dengan ucapannya itu. “ah non Bella becanda terus dari tadi. Saya cuma ga percaya aja kalo perempuan secantik non Bella belum punya pacar” ucap Rendy meluruskan pertanyaannya itu. Saat itu Rendy memang tidak berpikir apa-apa soal Bella, apalagi sampai mempunyai perasaan khusus kepada Bella. Hati Rendy benar-benar sudah terpikat sepenuhnya oleh Nadia.