Cinta Abadi di Dunia Vampir

Suryaning Bawono
Chapter #1

Bab 1: Pertemuan Takdir

Di kota kecil yang tenang, Aira menjalani kehidupan yang tampak biasa namun memuaskan. Setiap pagi, dia bangun dengan sinar matahari yang menyelinap melalui tirai jendelanya, menandakan awal hari yang baru. Dia selalu menyempatkan diri untuk menikmati secangkir teh hangat sambil melihat pemandangan halaman belakang yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni. Kota ini, dengan jalan-jalan sempit yang dihiasi pepohonan rindang dan rumah-rumah bergaya klasik, memberikan suasana damai yang selalu membuat Aira merasa nyaman.

Aira bekerja di sebuah toko buku lokal yang terletak di pusat kota. Toko buku itu adalah salah satu tempat favoritnya sejak kecil. Di sana, dia dikelilingi oleh rak-rak penuh buku yang siap membawanya ke dunia-dunia baru melalui halaman-halamannya. Setiap hari, dia membuka toko dengan semangat, merapikan buku-buku yang terkadang berantakan, dan membantu pelanggan menemukan bacaan yang sempurna. Pekerjaan di toko buku ini tidak hanya memberinya penghasilan, tetapi juga menjadi tempat di mana dia bisa melarikan diri dari kenyataan dan tenggelam dalam cerita-cerita yang menakjubkan.

Rutinitas hariannya terasa seperti irama yang menenangkan. Setelah menutup toko pada sore hari, Aira biasanya berjalan-jalan sebentar di taman kota yang asri, menikmati kesejukan udara sore dan kicauan burung-burung. Malam harinya, dia akan kembali ke apartemennya yang sederhana namun nyaman, menyiapkan makan malam sederhana, dan menghabiskan waktu dengan membaca buku sebelum tidur. Hidupnya terasa damai dan stabil, namun di balik semua itu, ada rasa hampa yang selalu mengikutinya.

Meskipun Aira menikmati kedamaian dan kenyamanan rutinitas hariannya, ada sesuatu yang selalu membuat hatinya merasa kosong. Dia merasa ada bagian dari dirinya yang hilang, sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan atau pahami. Setiap kali dia melihat langit malam yang penuh bintang, dia merasa ada panggilan yang datang dari kejauhan, seolah-olah ada petualangan besar yang menantinya di luar sana. Rasa hampa ini terkadang mengganggu pikirannya, membuatnya merenung tentang tujuan hidupnya dan apa yang sebenarnya dia cari.

Aira sering bermimpi tentang dunia yang berbeda, dunia yang penuh dengan keajaiban dan misteri. Dalam mimpinya, dia melihat bayangan tempat-tempat yang belum pernah dia kunjungi, serta sosok-sosok misterius yang seolah-olah menunggu kedatangannya. Mimpi-mimpi ini membuatnya penasaran, tetapi juga sedikit takut. Dia selalu bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang lebih besar dan penting yang menantinya di luar sana, sesuatu yang bisa mengisi kekosongan dalam hatinya.

Inilah kehidupan Aira, yang di permukaan tampak tenang dan biasa, tetapi di dalam hatinya penuh dengan kerinduan akan sesuatu yang lebih. Dia tidak pernah menyangka bahwa suatu hari kehidupannya akan berubah selamanya, membawa dia ke dunia yang hanya ada dalam mimpi-mimpinya, dan mempertemukannya dengan takdir yang sudah lama menunggunya.

***

Malam itu, Aira menutup pintu toko buku dengan hati-hati. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, dan ia menghela napas panjang setelah seharian bekerja. Toko buku adalah tempat yang membuatnya merasa tenang dan bahagia, dikelilingi oleh tumpukan buku yang penuh dengan cerita-cerita ajaib. Namun, malam ini ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri. Ia merasa ada sesuatu yang aneh di udara, tetapi ia tidak bisa memastikan apa itu.

Aira berjalan menyusuri trotoar kota kecil yang sudah sepi. Lampu jalan memancarkan cahaya redup yang menciptakan bayangan panjang di sepanjang jalan. Angin malam yang dingin berhembus, dan Aira membungkus dirinya dengan jaket lebih rapat. Saat ia berjalan, pikirannya melayang-layang, memikirkan buku-buku yang telah ia baca dan cerita-cerita fantasi yang selalu memikatnya.

Tiba-tiba, tanpa peringatan, hujan deras mulai turun. Butiran-butiran hujan besar memukul jalanan dan atap-atap rumah dengan suara yang menggema. Jalan yang tadinya kering segera berubah menjadi licin dan berbahaya. Aira mempercepat langkahnya, berusaha mencari tempat berteduh. Ia melirik ke kanan dan kiri, mencoba mencari tempat berlindung dari hujan yang semakin deras.

Langkah-langkahnya semakin cepat, tetapi jalan yang licin membuatnya sulit untuk menjaga keseimbangan. Genangan air mulai terbentuk di sepanjang trotoar, membuat Aira harus melompati genangan-genangan kecil untuk menjaga sepatunya tetap kering. Dia merasa cemas dan khawatir, berharap bisa segera sampai di rumah tanpa mengalami kesulitan.

Di tengah kepanikan dan usaha untuk menghindari genangan air, tiba-tiba sebuah cahaya terang muncul dari langit. Cahaya itu begitu terang sehingga memaksa Aira untuk menutupi matanya dengan tangan. Ia merasa cahaya itu bukan berasal dari lampu jalan atau mobil, tetapi sesuatu yang lebih aneh dan misterius. Cahaya itu menyilaukan, membuatnya kehilangan keseimbangan dan tersandung di trotoar yang licin.

Lihat selengkapnya