SMA Merpati Putih salah satu SMA favorit yang berada di Kabupaten Nganjuk. Tepatnya sebelah selatan kota Kediri. SMA ini memiliki fasilitas yang bagus dan lengkap. Sudah semestinya SMA ini menjadi banyak incaran siswa SMP yang lulus dan berniat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Tapi tak banyak siswa yang dapat masuk ke SMA tersebut. Banyak orang tua siswa yang rela menyuap agar anaknya dapat masuk.
Terlihat gadis yang sedang menatap bangunan besar yang ada di hadapannya. Berdiri di depan Gerbang. Sesekali menghembuskan nafas lalu bersiap melangkah ke SMA tujuannya itu. Disampingnya banyak anak yang diantarkan orang tuanya menggunakan mobil, tapi tak banyak juga berjalan kaki seperti dia. Karena dirasa cukup sehat, juga sekali-sekali berolahraga.
“Jangan takut, Mir kamu pasti bisa,” ujarnya pada diri sendiri.
Hari ini hari pertama Mirai dan siswa baru lainnya memasuki Sekolah. Mirai sangat beruntung dapat memasuki SMA Merpati Putih. Mirai perlahan memasuki kelas yang akan ditempatinya.
Kelas 1-A tertera pada papan nama kelas. Itu adalah kelas yang akan dinaunginya selama 3 tahun mendatang. Terlihat kelas sudah ramai, dengan banyak siswa yang membentuk obrolan mereka sendiri. Mulai berkenalan, saling menyapa. Mirai hanya diam melangkah ke meja yang akan ditempatinya. Duduk diam tak banyak bicara, atau cenderung kesepian.
Tiba-tiba ada seorang anak yang mengajaknya berkenalan.
“Hai,” panggil anak itu pada Mirai.
“Halo,” lirih Mirai membuat anak tadi semakin tertarik dengan Mirai.
“Namaku Chika Artamevia, boleh kamu panggil Chika, kalau kamu?,” lanjut anak tadi yang ternyata bernama Chika.
“A..Aku Mirai, salam kenal Chika,” jawab Mirai.
Kemudian Chika mengambil kursinya dan mendekat ke meja Mirai. Chika ingin menjadikan Mirai temannya.
“Mir jadi temanku yuk!” pinta Chika yang sedang duduk didepannya.
“Eh.. boleh?”
“Tentu saja,” ucap Chika sambil tersenyum.
“Kenapa tidak berteman dengan yang lain Chika, mungkin mereka lebih baik dariku”
“Mereka itu membosankan, lagi pula mereka mau berteman denganku Cuma karena orang tuaku yang terkenal”
“Ah..Begitu ya maaf”
“Tidak apa-apa kok, nah sekarang kita berteman kan”