Sorenya pas Bayu sedang rebahan di kamar. Malas-malasan dia scrol beranda tiktok yang membosankan. Entah kenapa dia jadi galau nggak jelas begini. Apa ini ada hubungannya dengan I.L?
Hah, I.L?
Heee ... ngapain juga dia kepikiran tuh cewek?
Diusap mukanya kasar, lantas dipandangi lagi layar ponselnya.
'Hai, Guys... nih gue lagi di cafe yang lagi hits di Jaksel saban hari. Babel Cafe!'
Bayu mengernyitkan dahi melihat sebuat video yang sedang berlangsung.
Sekelompok cowok seumurannya tampak sedang nongkrong di sebuah cafe. Sepertinya dia tahu tempat itu, tapi dia baru tahu ada cafe bagus di sana.
'Guys... ini dia cafenya! Widih ... keren yekan? Eh, noh ouwner cafenya, Guys! Wah, cakep ya! kita samperin yuk! Let's go!'
Bayu membulatkan matanya pas cowok dalam video itu menghampiri seorang cewek.
"I.L?"
Dia kaget bukan main. Jadi, yang punya Babel Cafe itu Icha?
Icha?
Cewek itu lagi?
Shit!
Bayu bergegas bangkit, lantas menekan satu fitur chat pada layar ponselnya.
"Yo, di mana lu?" tanya Bayu dalam pesannya.
["Hehe ... pain lu tanya-tanya?"] Chat balasan dari Rio.
Bayu mendengkus kesal, lantas mengetik. "Gue tanya, lu di mana, Anjig?"
["Busyet galak amat? Santuy, bray ... gue sama anak-anak lagi di Babel Cafe."]
Babel Cafe?
Shit!
Bayu bergegas menyambar hoodie hitam yang tersampir pada sandaran sofa. Dia lantas pergi.
"Mau kemana kamu, Bay? Makan dulu, heh?!"
Teriakan mamanya nggak mempan untuk menghentikan langkah Bayu. Cowok tinggi berkulit putih itu segera melesat menuju motor besarnya di teras rumah.
"Bayu!"
Mama teriak lagi. Namun, Bayu sudah melajukan motornya dan berlalu.
"Kenapa, Ma?"
Abimana yang heran melihat istrinya berdiri saja di depan gerbang rumah segera menghampiri.
Ratna menoleh pada lelaki tinggi berpakaian rapi yang sedang berdiri di sampingnya itu.
"Bayu, Pa."
"Bayu kenapa?" Abimana mengernyitkan dahi.
Ratna menjernihkan tenggorokan lantas berkata, "Bayu belum makan udah pergi aja. Mama takut magh-nya kumat lagi."