Cinta Berbalut Kalut

Asfar Asfahan
Chapter #8

Eksekutif Muda Metropolis

Akhirnya hari sakral yang aku impikan kedatangannya telah tiba, hari dimana semua mimpiku berkumpul jadi satu harapan. Disini, di lantai 36 gedung perkantoran milik salah satu Bank Nasional, di pusat kawasan Sudirman, yang patungnya gagah berdiri membelah jalan protokol yang dilalui oleh kaum pekerja korporat. Seolah menjadi saksi akan glamornya kehidupan metropolis yang mewah, terlihat dari bangunannya yang menjulang tinggi dan menjadi salah satu landmark Ibukota.

Gaya busanaku hari ini terlihat necis, dengan setelan kemeja berwarna biru muda, celana bahan, serta salah satu yang menambah damage akan penampilanku adalah seutas dasi yang melilit di leher, dan terurai panjang sampai mendekati pusar. Sebenarnya aku belum pernah sama sekali mengetahui cara memakai dasi ini, tapi berkat kepiawaian seorang Ibu, membuat segala persoalan menjadi mudah dilalui. Yah, untung saja Ibu mempunyai beberapa helai koleksi dasi gusuran dari majikannya, yang dapat digunakan oleh anaknya pada waktu yang tepat, untuk berpetualang mengarungi pekerjaan barunya.

Singkat saja, aku sudah berada di lobi kantor, dan mencari lift keatas. Ada dua jenis lift yang teronggok untuk mengangkut para pegawai. Lift pertama hanya dapat menuju ke lantai pertengahan gedung, tepatnya hanya sampai lantai 25, sedangkan lift kedua bisa menembus sampai lantai paling atas yaitu lantai 50. Tentu saja aku memilih lift yang kedua, pasalnya, perusahaan yang aku tuju ada di lantai 36 yang merupakan gedung tertinggi yang pernah aku hinggapi. Yang kurasakan saat lift itu naik membumbung tinggi ke atas, kupingku ini terasa berdengung dan lama-kelamaan aku seolah menjadi orang yang tuli. 

Liftpun terbuka dan mulai kulangkahkan kaki ini menyusuri lorong-lorong menuju perusahaan yang kutuju. Perusahaan Itu bernama PT. Sakimono Toshi Indovest, sebuah perusahaan financial yang aku belum paham tentang sistem kerjanya. Dari namanya sudah tercium wangi sakura, dengan kata lain perusahaan ini pasti ada kaitannya dengan negeri matahari. Pertanyaan di kepalaku mulai menyeruak ingin kumuntahkan, tapi aku harus sabar untuk bertemu Supervisor dan mengikuti training nanti.

Seorang wanita di meja Receptionist menyodorkan formulir yang aku harus isi. Aku tidak sendiri, ada sekitar dua puluhan orang yang mengantri untuk dipanggil ke dalam suatu ruangan yang cukup lumayan besar, untuk menampung puluhan orang, mirip seperti ruangan kelas perkuliahan. Setelah semua kertas formulir terkumpul, maka kami dipanggil satu per-satu menuju ruangan training tersebut.

Seorang pria paruh baya dengan postur tambun menyapa kami untuk pertama kalinya. Dia adalah salah seorang Head Manager disana.

“Selamat pagi, hari ini adalah hari yang cerah dan penuh harapan dari kalian semua yang sudah mau meluangkan waktunya untuk datang ke perusahaan ini. Untuk seminggu kedepan bagi kalian yang sudah lulus berkas administrasi, akan diberikan arahan mengenai sistem kerja dari PT. STI. Saya harap kalian dapat sabar sampai hari terakhir training karena kalian dapat dipastikan bekerja disini, jika sanggup melalui tes yang akan diberikan nanti.” Itulah kata sambutan dari sang Manajer yang terlihat cukup meyakinkan para peserta dengan berbagai latar belakang ini.

Salah satu dari peserta ada yang berseloroh saat Manajer menyampaikan pidato singkatnya, “Pak, apakah selama training, kita akan diberi salary?”

Lihat selengkapnya