Cinta Berbalut Kalut

Asfar Asfahan
Chapter #28

Burung Hijau Surga

Aku melalui hari-hari yang gelap dalam hidupku, tidak tau peredaran tanggal dan bulan. Yang kuingat hanyalah penggalan kisah dalam rekaman memoriku yang masih utuh dalam “Black Box” kepalaku. 

Hari ini, udara di sekitar rumah terasa lebih suram, meski matahari bersinar cerah. Di dalam rumah kecil ini, suasana hening, hanya terdengar bunyi derit pintu yang dibuka pelan. Mbak Shofie dan Mas Rangga masuk, membawa senyum dan kekhawatiran di wajah mereka. 

Dalam liarnya pandanganku menatap Mbak Shofie, aku melihat dia sebagai wanita yang anggun. Terbalut dengan setelan gamis dan hijab panjang, selain itu yang membuatnya bertambah manis adalah kacamata yang tersemat di matanya. Usianya memang bukan remaja lagi, tapi auranya memancarkan pesona dari seorang ukhti yang memegang nilai agama yang tinggi dalam kesehariannya. Karakter ini dirancang oleh suaminya, yaitu Mas Rangga yang memang terlibat politik praktis dalam medan dakwah yang dia jalani.

"Assalamu'alaikum, Dhefin," sapa Mbak Shofie lembut, sambil duduk di tepi tempat tidurku.

"Wa'alaikumussalam," jawabku pendek, menatap mereka dengan pandangan kosong.

"Kamu gimana, Dhef? Sudah lebih baik?" tanya Mas Rangga, mencoba mencairkan suasana. 

Aku hanya diam. Pikiranku terus berputar, mengingat segala hal yang dipercayai tentang Pak Rendi, Firman, dan sekte Covenant yang terus membayangi. Aku tak bisa mempercayai siapapun lagi, termasuk orang-orang di depanku.

Mbak Shofie melanjutkan dengan nada penuh perhatian, "Kami datang karena Pak Rendi sudah lama menunggu kamu kembali bekerja, Dhefin. Mereka sangat butuh kamu. Kamu kan sudah lama nggak masuk, ada banyak yang harus kamu kerjakan."

Aku tersentak mendengar nama Pak Rendi. Wajahku yang tadinya tenang, langsung berubah tegang, "Aku nggak akan kembali, Mbak. Aku tau apa yang sebenarnya terjadi di sana. Pak Rendi... dia bukan siapa yang kalian kira. Dia ketua dari sekte itu, sekte yang menyembah Dajjal." 

Mbak Shofie dan Mas Rangga saling berpandangan, bingung dengan apa yang baru saja aku katakan. Mereka tau aku sakit, tapi ini terlalu aneh. 

"Sekte? Apa maksudmu, Dhefin? Ini hanya pekerjaan biasa di kantor,” Mas Rangga mencoba menenangkanku dengan logika, tapi matanya penuh kekhawatiran.

Aku berkata, "Kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka semua adalah bagian dari Covenant of the Final Dawn.” 

"Apa? Dhefin, jangan bicara seperti itu. Kami hanya ingin membantu kamu, ini untuk masa depanmu," ujar Mbak Shofie, dengan nada lembut tapi panik.

Lihat selengkapnya