Pagi yang sangat cerah ini, Sabrina bangun dari tidurnya. Dia melihat kearah sudut rungan dan baru ingat dia sekarang sedang berada di Bogor.
Suara kicauan burung terdengar begitu sangat jelas sekali disini dan juga ayam berkokok tadi subuh membuat dirinya bangun. Namun, karena merasa lelah tadi Sabrina memilih untuk kembali tertidur.
"Sabrina sudah bangun,"
Narti datang menghampiri Sabrina yang baru saja bangun. Dia tersenyum melihat anak gadis itu bangun jam tujuh pagi. Biasanya wanita itu kata di Jakarta selalu bangun jam 10 pagi.
"Kata Ibu kamu ingin berkunjung ke pesantren yah?"
"Iya Bi, aku ingin datang kesana dan jalan-jalan sekitaran sini, biar tau juga daerahnya."
"Yaudah nanti diantar sama Nenek Rum yah, sekarang non bangun dulu baru mandi yang bersih abis itu sarapan."
"Iya Bi siap,"
Dengan begitu semangat akhirnya Sabrina memutuskan untuk mengambil handuknya dan akan memutuskan untuk mandi. Kamar mandinya pun tidak ada dikamarnya seperti saat dikota. Itulah alasan kenapa Sabrina mengambil handuk dan juga baju salinnya.
"Eh Nak Sabrina mau mandi yah, bentar dulu yah, nenek sedang cuci baju julu."
Sabrina memperhatikan nenek rum yang sedang mencuci baju dengan mengunakan papan. Ini sangat tradisional sekali padahal dirumah dia sudah terbiasa untuk mengunakan mesin cuci. Rasanya begitu berat jika harus mengunakan papan begitu apalagi menyikat manual dengan mengunakan tangan.
"Tidak cape mengunakan papan Nek?"
"Kalau sudah terbiasa gak akan cape non, kecuali kalau belum terbiasa,"
Sabrina tersenyum sekilas, dia harus terbiasa juga dengan kehidupan yang seperti ini. Atau dia harus membelikan mesin cuci untuk Nek Rum? Apa tidak akan membuat Nenek Rum tersinggung nantinya.
"Sabrina itu kalau mau mandi, Nenek mau jemur baju dulu."
"Eh Iya nek,"
Sabrina akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam kamar mandi yang sangat kecil ini. Dia mencari gantungan untuk bajunya dan hanya melihat paku saja. Mungkin nenek rum mengunakan ini untuk mengantungkan handuk.
Tidak ada shower ataupun bat up yang ada disini. Hanya gayung saja untuk dirinya mandi. Apa akan bersih jika dia mandi dengan seperti itu? Dengan sangat terpaksa Sabrina akhirnya mandi dengan seadanya. Untung dia bawa alat mandi sendiri kemarin dari rumahnya.
*****
Sabrina sudah rapih dengan baju yang digunakannya. Dia tersenyum karena melihat penampilannya diatas cermin. Dia menyisir rambutnya agar kering. Disini memang tidak ada pengering rambut dan dengan sangat terpaksa dia harus mengeringkan rambutnya sendiri.
"Sabrina kamu sudah siap?" Nenek rum datang menghampiri Sabrina.
"Iya nek, kebetulan aku sudah siap," jawab Sabrina.