Cinta Bersemi di Kolong Jembatan Miring

Andika Paembonan
Chapter #8

Bab 8: Ungkapan Cinta di Pasar Karetan

Hari itu menjelang akhir Ramadhan, suasana di Pasar Karetan semakin ramai. Pasar yang terletak tak jauh dari Jembatan Miring itu dipenuhi oleh orang-orang yang sibuk berbelanja untuk persiapan Idul Fitri. Aroma baju baru, bumbu menu lebaran, dan segala kebutuhan lebaran bercampur dengan riuh rendah suara para pedagang yang menawarkan dagangan mereka. Di tengah keramaian, Andi, Liana, dan teman-teman mereka datang bersama dengan suasana hati yang cerah. Mereka berkumpul untuk membeli baju lebaran, sebuah tradisi yang selalu dinantikan setiap tahunnya.

Andi dan Liana, meski bersama dengan Gading, Rio, Caya, dan Fitri, tampak sedikit berbeda. Sejak sore di Jembatan Miring beberapa hari yang lalu, perasaan di antara mereka semakin kuat, dan hari ini terasa seperti momen yang tepat untuk melangkah lebih jauh.

“Andi, kamu udah lihat belum baju di toko sebelah sana? Bagus-bagus, loh!” kata Gading sambil menunjuk ke arah kios yang penuh dengan pakaian baru. 

Rio, seperti biasa, ikut menimpali dengan candaan. “Eh, jangan-jangan Andi beliin bajunya Liana, nih? Udah jadian, ya?” godanya dengan nada nakal.

Semua tertawa, termasuk Liana, yang tersipu malu mendengar candaan Rio. Meski begitu, ada binar kebahagiaan di mata Liana yang tak bisa ia sembunyikan.

“Eh, Rio, diam kau! Jangan asal ngomong,” jawab Andi sambil tersenyum malu, namun senyumnya tak bisa berbohong. Ada sesuatu yang tumbuh di antara mereka, dan mungkin hari ini akan menjadi hari yang spesial.

Caya, yang melihat kebersamaan antara Andi dan Liana, segera menarik tangan Liana dan membisikkan sesuatu di telinganya. “Eh, Liana, jangan lama-lama malu-malu. Mungkin ini waktunya buat kalian buat ngomong serius,” katanya dengan senyum penuh arti.

Liana hanya tersenyum malu, tapi dalam hatinya ia merasa benar. Ada sesuatu yang ingin ia katakan kepada Andi, namun belum tahu kapan waktu yang tepat.

Setelah beberapa saat berkeliling, kelompok itu memutuskan untuk duduk sejenak di sebuah warung kecil yang sedang tutup karena masih dalam suasana ramadhan. Andi dan Liana duduk bersebelahan, dan tanpa sadar, tangan mereka hampir bersentuhan. Andi menoleh ke arah Liana dan tersenyum. “Liana, kamu udah beli baju lebaran?”

Lihat selengkapnya