Cinta Bersemi di Kolong Jembatan Miring

Andika Paembonan
Chapter #10

Bab 10: Lebaran di Rumah Liana

Idul Fitri akhirnya tiba. Setelah sebulan penuh menjalankan puasa Ramadhan, hari kemenangan disambut dengan penuh sukacita oleh semua orang di desa. Pagi itu, Andi bangun lebih awal dari biasanya. Ia mengenakan baju koko putih yang baru dibeli di Pasar Karetan bersama Liana dan teman-temannya beberapa hari yang lalu. Senyum tak lepas dari wajahnya, tidak hanya karena suasana Lebaran yang meriah, tetapi juga karena hubungan barunya dengan Liana yang membuatnya semakin bersemangat.

Setelah melaksanakan shalat Id di lapangan desa, Andi pulang untuk bersiap-siap bertemu keluarga besar yang akan datang berkunjung. Namun, di tengah kesibukan menyiapkan makanan dan menyambut tamu, adik perempuannya, Ega, tiba-tiba muncul dengan sebuah ide tak terduga.

"Kak, ikut aku yuk ke rumah temanku. Kita mau silaturahmi, dan dia udah lama ngajak ke rumahnya,” kata Ega penuh semangat sambil menarik tangan Andi.

“Temanmu? Siapa?” tanya Andi dengan bingung, mencoba mengingat siapa teman adiknya yang dimaksud.

“Namanya Liana! Aku sering main ke rumahnya, tapi Kakak pasti nggak kenal karena kita nggak pernah ngomongin dia. Dia orangnya baik, Kak! Yuk, ikut aja,” ajak Ega lagi, kali ini sambil menarik lengan Andi lebih kuat.

Andi yang mendengar nama Liana langsung terkejut. “Liana? Yang... Liana itu?” pikirnya sambil tersenyum kecil. Ternyata, adiknya sudah lama berteman dengan Liana tanpa ia sadari. Ega tak pernah menyebutkan Liana dalam obrolan mereka, sehingga Andi tak tahu bahwa Liana ternyata dekat dengan keluarganya juga. Situasi ini semakin menarik baginya, terutama karena Liana dan dia baru saja memulai hubungan sebagai pasangan.

"Yuk, Kak! Jangan lama-lama!" Ega terus mendesak, membuat Andi akhirnya menyerah.

“Baiklah, baiklah. Kakak ikut,” jawab Andi sambil tersenyum dan mengambil peci hitamnya. Ia mulai membayangkan reaksi Liana saat tahu ia datang berkunjung ke rumahnya, dan tanpa sadar senyumnya makin lebar.

Perjalanan menuju rumah Liana tidak terlalu jauh, hanya sekitar 15 menit naik motor dari rumah mereka. Sepanjang jalan, Ega bercerita banyak tentang pertemanannya dengan Liana, tetapi Andi lebih banyak terdiam, mencoba menahan rasa gugup yang tiba-tiba muncul. Bagaimana kalau Ega tahu tentang hubungannya dengan Liana? Bagaimana reaksi Liana saat ia tiba di rumahnya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.

Setibanya di depan rumah Liana, Ega langsung mengetuk pintu dengan penuh semangat. Tidak butuh waktu lama sebelum Liana sendiri yang membukakan pintu. Begitu melihat Andi berdiri di samping Ega, Liana tampak terkejut dan tersenyum lebar.

Lihat selengkapnya