Pagi itu, Andi merasa sedikit gelisah. Sudah beberapa hari berlalu sejak ia memberikan surat cintanya kepada Devi, dan meskipun Devi telah mengungkapkan betapa ia menyukai surat itu secara langsung, Andi masih menantikan sesuatu yang lebih. Ia berharap Devi akan membalas suratnya, meskipun ia tahu bahwa mungkin Devi tidak terbiasa menulis seperti dirinya. Namun, ada sesuatu dalam hatinya yang berharap Devi akan memberikan jawaban tertulis.
Tepat ketika Andi sedang duduk di teras rumahnya, memikirkan hal itu, seseorang memanggil namanya dari luar pagar. Andi berdiri dan melihat Devi berdiri di sana, tersenyum lembut dengan sesuatu di tangannya.
"Ini untukmu," kata Devi sambil menyerahkan sebuah surat yang terlipat rapi.
Andi menerima surat itu dengan senyuman kecil, meskipun di dalam hatinya terasa deg-degan. Ia tidak menyangka Devi akan benar-benar menulis balasan. Setelah berterima kasih kepada Devi, ia langsung bergegas masuk ke kamarnya, tak sabar untuk membaca isi surat itu.
Saat membuka lipatannya, hati Andi mulai berdegup lebih cepat. Ia bisa merasakan ketulusan dalam setiap kata yang tertulis di kertas itu, meskipun tulisan Devi sederhana dan tanpa hiasan puisi seperti yang biasa ia buat.
***
Surat dari Devi: