CINTA BUNGA LILY

Permadi Bakhtiar
Chapter #3

MAWAR BERDURI

Suasana kota Merang yang berada dekat dengan ibukota memanglah cukup ramai. Banyak sekali pusat perbelanjaan yang didirikan di kota ini namun terdapat satu distrik di bagian utara yang memang dikhususkan untuk tempat hiburan. Kota Ramallah adalah sebutan untuk distrik tersebut. Di distrik tersebutlah banyak anak sekolah yang memilih menghabiskan hari liburnya di sana, begitupula dengan hari ini yang kebetulan adalah hari minggu. Dari banyaknya anak muda yang berada di mall terdapat satu anak muda yang menonjol, bukan dari pakaiannya maupun kelakuannya namun karena kita sudah tahu siapa anak muda itu. Yap anak muda yang sedang menunggu di food court sendirian itu adalah Edelyn.

Edelyn duduk diam sendiri di tengah ramainya food court. Nampak segelas boba yang sama sekali belum diminum berada di meja depannya. Edelyn yang terbiasa sendirian nampak sangat tenang di tengah keramaian tersebut. Selain karena ia memiliki dunianya sendiri, hari itu Edelyn pergi ke mall karena ingin bertemu dengan seseorang. Hal inilah yang membuatnya bisa tenang. Namun, ketenangan sedikit goyah ketika tiba-tiba saja terdengar seseorang memanggil namanya dari belakang.

“Edie! Dah lama nunggu?”

Ucapan itu membuat Edelyn sedikit gemetar namun akhirnya ia berhasil mengumpulkan keberaniannya dan membalikan badannya. Semua kecemasan dari Edelyn sirna ketika menyadari orang yang memanggilnya adalah orang yang ia tunggu yaitu Yuri.

“Yu-yuri kamu bikin kaget aja.”

“Ehehe maaf, yaudah yok katanya kamu mau beli buku.”

“Tunggu masih ada satu orang lagi.”

“Hmm siapa?”

“Kamu pasti bakalan tahu dan aku ingin mencoba mengetes sesuatu.”

Yuri pun duduk di kursi tepat di hadapan Edelyn. Tak beberapa lama kemudian Yuri mencium bau yang familiar. Tentu saja itu adalah bau bunga Lily.

“Hmm … bau bunga lily?”

“Seperti dugaanku kamu memang bisa menciumnya.”

Tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri mereka.

“Edie! Dah lama nunggu?”

Mendengar hal itu membuat Yuri yang berposisi berhadapan dengan Edelyn membalikan badannya ke arah sumber suara yang ada di belakangnya. Yuri pun menyadari seorang dengan wanit yang memiliki rambut panjang lurus yang terurai, iris mata berwarna coklat natural dan bibir mungil yang menunjukan wajah tak berdosa. Wanita itu nampak heran ketika melihat keberadaan Yuri, hal itu terlihat dari tatapan tajamnya ke arah Yuri.

“Aku gak tahu kalau dia ikut, apakah aku mengganggu?” ucap wanita tersebut.

“Bukan seperti itu kok.”

“Iya kupikir hari ini kita akan pergi berdua saja,” ucap Yuri.

“Eh apakah kamu berpikir kayak gitu?”

“Iya kenapa lu mikir kayak gitu?” tanya wanita itu.

“Oke sepertinya kita salah paham” ucap Yuri.

Di tengah perdebatan itu nampak Edelyn tersenyum dan tertawa pelan. Yuri yang berusaha menjelaskan situasi dan wanita tersebut yang berusaha menginterogasi Yuri menyadari senyuman dari Edelyn. Merekapun berhenti berdebat.

“Hehehe temanku dari dua kelompok berbeda saling kenal.”

Menyadari hal itu dan paham atas maksud dari Edelyn membuat Yuri dan wanita tersebut tersenyum.

“Ya aku cukup senang sih melihat kamu punya teman baru, jadi aku tak masalah,” ucap wanita tersebut.

“Aku juga tak amsalah kalau harus pergi bertiga bersama … Lily?” ucap Yuri.

“Hah Lily? Siapa Lily?” tanya wanita itu heran.

“Kita belum saling tukar nama? Terus darimana aku dapat nama Lily? Anyway namaku ….”

“Yuri, Edie sudah memberitahukan namamu kepadaku.”

“Tapi dia tak pernah memberitahukan soalmu kepadaku.”

“A-aku hanya tak yakin harus berbicara bagaimana tentang Anya karena ini kali pertama aku punya orang lain untuk membicarakannya dan lagipula kamu gak pernah tanya,” ucap Edelyn.

“Itu ada benarnya sih, jadi namamu Anya?” tanya Yuri.

“Anya, Anya Pandjaitan aku dari kelas 10-10,” ucap wanita tersebut sembari menjabat tangan Yuri.

“Ah oke kalau begitu aku Yuri Hartono, senang bertemu denganmu,” balas Yuri sembari membalas jabat tangand ari Anya.

“Hehehe aku masih tak menyangka kalau ini nyata, oh toko bukunya dah buka ayo kita pergi,” ucap Edelyn sembari beranjak berdiri.

Yuri dan Anya hanya mengangguk dan mengikuti Edelynd menuju toko buku.

Di toko buku.

Toko buku kala itu lumayan ramai, maklum karena hari itu adalah hari libur dan di sisi lain toko buku menajdi tempat yang populer di kalangan anak muda untuk berkencan. Namun, tiga orang anak muda yang menjadi fokus kita kali ini pergi ke toko buku bukan untuk berkencan. Jelas hal itu tidak mungkin karena mereka ada tiga orang. Yuri, Edelyn dan Anya nampak sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Edelyn dan Anya nampak sibuk memilih buku sementara itu Yuri sibuk membawa barang bawaan mereka.

“Anu aku tak menyangka akan seperti ini,” ucap Yuri.

“Hmm apa maksudmu?” balas Edelyn heran.

“Maksudku aku bisa membantu lebih seperti misalnya memilih buku, bukan hanya membawa barang bawaan kalian,” balas Yuri.

Lihat selengkapnya