CINTA BUNGA LILY

Permadi Bakhtiar
Chapter #6

AWAL SEGALANYA

Bulan bahasa semakin dekat, setiap kelas menanggapinya dengan berbagai macam. Ada yang biasa saja yang penting tampil, ada juga yang tak peduli dan lebih mementingkan UTS yang tepat sebelum bulan bahasa (Which is good) ada juga yang sangat bersemangat seperti misalnya kelasnya Yuri. Setelah pembagian tugas sekarang adalah waktunya untuk mulai berlatih. Karena sekolah penuh dengan berbagai kegiatannya membuat kelas 10 6 memilih berlatih di properti miliki Dion.

“Makasih ya, dah mau minjemin nih tempat buat latihan,” ucap Yuri.

“Jangan dipikirin lagipula ini bukan apa-apa kok,” balas Dion dengan sombong.

“Ngomong-ngomong kenapa dengan dia?” lanjut Dion sembari menunjuk ke arah Edelyn yang nampak terduduk lesu seperti tak bernyawa.

“Yah lu tahu lah, tapi tenang bakal gue atasi.”

Yuri pun berjalan ke arah Edelyn yang berada di seberang.

“Edie!!! tangkap,” ucap Yuri sembari melempar naskah ke arah Edelyn. Edelyn yang sedari tadi melamun langsung kaget dan berusaha menangkap naskah dari Yuri namun gagal. Edelyn pun menunduk mengambil naskah yang sudah berada di tanah.

“Ah!! Yuri!!!” ucap Edelyn nampak sedikit kesal.

“Lagian napa sih kamu pakai ngelamun?’ ucap Yuri sembari duduk di samping Edelyn.

“Aku masih ragu kalau ini adalah hal yang benar atau tidak? Menurutmu tindakanku benar atau tidak?”

“Hmm … kalau menurutku sih, aku gak tahu karena cuma kamu yang bisa menentukannya sendiri.”

“Tapi bisakah aku?”

“Apapun yang terjadi kamu telah berani untuk mengajukan dirimu sebagai pemeran dan itu sudah membanggakan jadi daripada memikirkan masa depan yang tak jelas lebih baik kita menikmati masa sekarang.”

“Kamu mungkin ada benarnya.”

“Mungkin saranku untukmu adalah bersenang-senanglah,” ucap Yuri sembari menepuk bahu Edelyn. Setelah mendengar ucapan dari Yuri membuat Edelyn sedikit lega dan berkurang kegugupannya. Yuri pun memulai latihan di hari pertama kala itu.

“Yosh ini pasti bakalan berjalan lancar.”

Beberapa saat kemudian.

Yuri sangat tak percaya dengan apa yang barusan ia lihat. Ini adalah kali pertama untuknya melihart sebuah penampilan drama seburuk itu. Yuri mamng tahu kalau ini adalah latihan pertama tapi ia tak menyangka kalau bakal seburuk ini.

“Apa yang baru saja kulihat?’

Yuri pun mengambil nafas dalam-dalam dan berusaha menenangkan dirinya. Ia nampak menulis beberapa catatan di bukunya. Pulpennya bergerak sangat cepat dan lama. Ketika ia selesai Yuri pun mulai berbicara.

“Oke sejujurnya gue gak menyangka bakal seperti ini tapi gue ngelihat potensi di dalam diri kalian.”

Kondisi tim nampak lesu menyadari kalau mereka mengacaukannya di hari itu.

“Nah pertanyaannya apakah kalian mau mendengarkan saranku?”

Seisi tim mengangguk.

“Baik, pertama Dion peranmu itu adalah pangeran di Cinderella bukan Prince Charmingnya Shrek, jadi kurangilah sifat narsistik dan sombongmu itu.”

Dion nampak mendengarkan saran dari Yuri dengan wajah bingung karena menurutnya ia tak merasa salah.

“Kemudian Ayunda, lu itu harusnya bisa sedikit lebih jahat lagi ... di aktingmu. Menurutku lu kurang emosional dalam mendalami peran.”

“Jadi director apakah kau punya saran?” balas Ayunda.

“Hmm … coba ketika akting lu bayangin hal yang paling lu benci.”

“Ah begitu ya, kalau begitu aku akan terus memikirkanmu.”

Mendengar jawaban dari Ayunda berhasil mengagetkan Yuri sampainya membuatnya tersedak. “Apa-apaan sih nih anak,” pikir Yuri kala itu.

“Ehem selanjutnya Edie …”

Ketika Yuri akan memberikan komentarnya tentang Edelyn, semua pemeran lainnya menatap ke arah Yuri. Sementara itu Ayunda hanya tersenyum sinis ke arah Yuri. Di hari itu untuk pertama kalinya Ayunda mengeluarkan emosi. Menyadari hal itu membuat Yuri nampaknya merubah sedikit kata-kata yang akan ia ucapkan.

“Edie kamu nampaknya butuh berlatih banyak aspek, mulai dari ekspresi, dialog hingga gerak tubuh.”

Mendengar ucapan dari Yuri membuat semua orang puas namun berhasil membuat Edelyn nampak sedih.

“Namun akting melasmu itu natural banget jadi pertahankan.”

Ekspresi dari Edelyn kembali menjadi normal lagi setelah mendengarkan ucapan Yuri.

“Baik mari kita mulai sekali lagi dan gue mohon pertimbangkan masukan gue ya, action.”

Berbeda dengan percobaan pertama, percobaan kali ini nampak mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Semua pemain berakting layaknya instruksi dari Yuri.

“Wow memang masih jauh dari kata sempurna tapi ini jauh lebih baik dari yang tadi, apalagi lu Ayunda ekspresi benci lu keluar banget.”

“Well sepertinya saranmu sangat berguna,” balas Ayunda.

Lihat selengkapnya