Cinta Corona

Rizki Ramadhana
Chapter #16

16

Ucapan Salman membuatku tidak berhenti memikirkannya. Itu berlangsung hingga beberapa jam. Aku bahkan sampai lupa untuk makan malam andai Mama tidak memanggilku.

Aku makan dalam diam di meja makan.

“Lama sekali kamu makan, Sari. Ada apa?” tanya Mama.

“Enggak ada apa-apa, Ma.” Hanya itu jawabku.

Baru kusadari bahwa aku telah menghabiskan hampir satu jam di meja makan. Pantas saja jika Mama merasa heran. Segera kubereskan peralatan makanku dan mencucinya.

Aku tidak memeriksa ponselku saat tiba di kamar. Entah kenapa aku sedikit was-was apabila ada pesan dari Salman di sana. Cukup berat godaan untuk tidak membuka ponsel. Terlebih lagi tidak banyak yang bisa kulakukan di dalam kamar.

Untungnya tidak lama kemudian aku mengantuk. Lalu aku tidak ingat apa-apa lagi.

Paginya aku bangun dan menimbang-nimbang kesadaranku. Aku masih bertanya-tanya apakah kejadian kemarin benar-benar terjadi ataukah hanya mimpi.

Apakah memang Salman menyatakan cintanya kepadaku?

Apakah itu benar?

Atau jangan-jangan, aku hanya berhalusinasi.

Hingga aku menyelesaikan sarapanku, pertanyaan itu belum terjawab. Baru terjawab saat aku kembali ke kamar dan membuka ponselku. Di sana ada beberapa pesan dari Salman.

“Hai, apa kabar? Maaf kalau tindakanku kemarin membuatmu tidak nyaman.” Begitu bunyi pesannya.

Jadi, itu benar-benar terjadi, pikirku.

Ah...

“Sari, aku minta maaf.” Itu bunyi pesan berikutnya.

Lihat selengkapnya