Salman tidak menghubungiku selama sehari penuh esoknya. Aku bertanya-tanya, apakah ia marah kepadaku. Atau apakah karena ia telah menyatakan cintanya kepadaku, namun aku tidak pernah membalasnya?
Tidak, aku tidak mengerti.
Yang lebih tidak kumengerti lagi, kenapa aku begitu gelisah saat ini?
Aku menghubungkannya dengan perasaanku kepada Salman. Aku gelisah saat ia tidak menghubungiku. Tapi aku justru belum memberikan jawaban tegas atas pernyataan cintanya.
Bingung ‘kan?
Ya, sama, aku juga bingung dengan diriku. Entah apa yang kuinginkan, aku sendiri juga seperti tidak mengerti.
Tapi aku juga tidak ingin membiarkan ini berlarut-larut.
Malamnya, kukirimkan pesan Whatsapp kepadanya.
“Apakah kau baik-baik saja?” tanyaku.
Lima hingga sepuluh menit kutunggu, namun ia tidak menjawab juga. Tanda di pesannya tidak berubah menjadi biru, tapi karena memang tidak akan berubah menjadi demikian. Salman mematikan fitur itu sejak awal.
“Salman?” kukirim lagi pesan kepadanya.
Baru setelah itu, ia menjawab.
“Eh, hai, maaf aku belum menghubungimu.” Katanya.
Sedikit-banyak, aku merasa lega karena setidaknya ia telah menjawab pesanku.