Cinta Corona

Rizki Ramadhana
Chapter #19

19

Kami melanjutkan diskusi di grup ODP seperti biasa, setelah waktu makan siang. Markus secara mengejutkan ikut lagi dalam grup tersebut. Ia nampak agak lebih baik.

“Hai, Markus, apa kabar?” tanya Mirka.

“Baik, ‘kak. Terima kasih.” Jawab Markus.

“Semuanya baik-baik saja?” tanyanya lagi.

“Iya, hanya sedikit batuk.” Jawab Markus.

“Bagus, ayo teman-teman, sapa Markus.” Kata Mirka kepada semua peserta.

Kami semua menyapanya. Markus balik menyapa kami semua. Melihat dirinya, aku merasa lebih baik. Mungkin karena menyaksikan keadaannya yang telah divonis positif mengidap Corona, namun tidak terlihat perubahan pada fisiknya.

Semula kukira mereka yang divonis positif akan seperti orang-orang yang menderita HIV. Kenyataannya Markus hanya sedikit batuk. Sepertinya memang tidak semua orang akan menjadi separah yang kukira. Semua tergantung kepada kondisinya masing-masing.

Usai sesi grup berakhir, Salman mengajakku bermain FIFA secara daring lagi bersama Markus.

“Kamu main sama dia lagi, lawan aku.” Kata Salman.

“Markus, kau berani?” tanyaku kepada Markus di layar ponsel.

“Ayo kak, kita balas yang kemarin.” Markus membalas dengan ceria.

Lagi-lagi, ekspresinya membuatku merasa semakin baik. Sepertinya dulu ia cukup lesu adalah karena tertekan. Mungkin ia dulu juga sepertiku, paranoid akan kondisinya sendiri.

“Ayo!” kataku.

Kami memakai Milan, dan Salman seperti biasa, Barcelona.

Aku tidak tahu bagaimana, tapi sekarang aku dan Markus semakin kompak di FIFA. Aku bisa membaca pergerakan pemainnya, juga ke mana bola akan ia arahkan.

Salman, karena aku seperti sudah mengenalnya, aku juga lebih mengetahui karakter permainannya. Ia juga dengan mudah bisa kubaca pergerakannya.

Dengan kerjasama yang baik, aku dan Markus berhasil mematahkan semua serangan Salman. Sebaliknya, kami berhasil mencetak gol ke gawang Salman.

Tiga kali itu berlangsung, dan Salman tidak berhasil membalasnya. Skor tiga kosong menjadi penutup permainan kami.

“Hebat, Markus! Tosss!” kataku.

Kami melakukan high-five di layar.

“Ya, aku kalah.” Kata Salman.

Lihat selengkapnya