Cinta Corona

Rizki Ramadhana
Chapter #23

23

Entah kenapa hari ini aku merasa seperti ada yang tidak beres. Perasaanku seperti mengatakan bahwa aku akan mengalami sesuatu yang kurang menyenangkan hari ini. Tapi aku sendiri tidak tahu apa itu.

Kucoba untuk menghubungi Salman via Whatsapp, tapi tidak berhasil. Pesannya tidak ada yang dibaca. Bahkan terkirim pun tidak.

Lalu aku mencoba panggilan telepon maupun video, dan hasilnya sama. Perasaanku semakin tidak karuan.

Aku turun dan mondar-mandir di dapur.

“Ada apa, Sari?” tanya Mama dari ruang tengah.

“Enggak, Ma. Nggak apa-apa.” Jawabku.

Mama tidak bertanya lagi. Tapi aku tetap mondar-mandir gelisah.

“Sayang, sebenarnya ada apa?” Mama bertanya lagi.

“Hmmm, Ma...” kataku ragu.

Aku lalu menceritakan semuanya.

“Belum tentu ada yang nggak beres, ‘kan?” kata Mama.

“Iya sih, Ma.” Jawabku.

“Tunggu saja kabar dari dia.”

Aku mengangguk, mengiyakan.

Menjelang sore, baru aku mendapat balasan dari Salman.

“Hai, Sari.” Pesannya singkat.

“Kamu dari mana saja?” aku langsung mencecarnya.

“Nggak dari mana-mana.” Jawabnya singkat.

“Nggak dari mana-mana gimana? Kamu menghilang seharian!” nadaku meninggi.

“Iya, kenapa?” tanyanya.

“Aku cemas, Salman!” kataku masih dengan nada tinggi.

“Jangan terlalu cemas.” Katanya lagi.

“Tapi...” aku kehabisan kata-kata.

“Dengar, Sari, ada yang harus aku katakan. Ini mungkin singkat saja.” Jawabnya.

Firasat tidak baikku semakin menjadi. 



"Sari, aku telah didiagnosis positif Corona," kata Salman melalui panggilan video.

 

Aku diam, duniaku serasa runtuh. Darah seperti berhenti mengalir di tubuhku. Kalimat itu menghantamku dengan kekuatan yang luar biasa, mengoyak ketenangan yang selama ini kujaga. Wajah Salman yang biasanya penuh senyum kini tampak murung dan lelah.

 

Lihat selengkapnya