Selesai bercerita dengan Halimah, tiba-tiba datang dari kejauhan laki-laki yang terlihat seperti tidak asing. Ketika mendekat ternyata itu adalah Bima, teman mereka. Bima sudah lama tidak terlihat oleh Fuadi, namun tidak tahu jika Halimah. Ketika datang Bima membawa sekantong plastik berisikan makanan. Dia pun duduk di samping Fuadi dan berada di arah yang berlawanan dengan Halimah. Selepas menaruh barang bawaanya kemudian dia memberikan barangnya kepada Fuadi dengan berkata, “Hai Fuadi, ini untukmu makanan dari kotaku tinggal.” Ucap dia sembari menjulurkan tanganya ke arah Fuadi.
Fuadi pun mengambil makanan itu, “Terima kasih banyak Bima, tetapi ini hanya satu. Kasihan Halimah jika tidak diberikan, apakah engkau membawanya lagi?” Jawab Fuadi dengan ekspresi tidak enak dengan Halimah yang sedang memperhatikan saja sejak tadi.
“Hah, Halimah ya?” Jawab Bima dengan rasa yang tidak tahu ingin bicara apa.
“Tenang saja Fu, kemarin malam dia berjumpa ke rumahku. Dia sudah membawa makanan itu kemarin, jadi ambilah saja itu dengan senang hati.” Potong Halimah membantu menjawab pertanyaan Fuadi kepada Bima.
Ketika mendengar jawaban Halimah, Fuadi merasa ada sesuatu yang tidak dia ketahui tentang Halimah dan Bima. Tetapi dia tidak mau berpikiran buruk mengenai mereka, tapi juga dia tidak mau terlalu biasa-biasa saja. Rasa ini tampaknya membuat Fuadi bingung, karena kenapa jika melihat Halimah dengan laki-laki yang lain rasanya seperti tidak menerima. Halimah dengan Fuadi memang sudah bersama sejak kecil, tetapi baru kali ini rasanya Fuadi kesal dengan Tindakan Halimah yang memperbolehkan Bima untuk berkunjung ke rumahnya. Tetapi Fuadi tidak mau memperburuk suasana, jadi dia memutuskan untuk tersenyum saja. Fuadi mengalihkan pembicaraan, “Darimana saja engkau Bima, tampaknya batang hidung kau pun tidak pernah kupandang sejak lama sekali?” Tanya Fuadi penasaran sekaligus mengalihkan topik pembicaraan agar tidak muncul kecurigaan dari pihak manapun.
“Aku dari kota Fu, memang betul aku tak nampak juga engkau. Sudah lama sekali ya semenjak saat itu. Ouh iya, kau dengan Nirmala bagaimana?” Jawaban dari Bima sekaligus pertanyaan itu membuat Fuadi dan Halimah bertatap-tatapan cukup lama. Keduanya terkejut karena tidak menduga bahwa Bima akan menanyakan hal seperti itu dalam waktu dekat.
Setelah pertanyaan itu, Fuadi memutuskan untuk menceritakan kisah yang baru diceritakannya kepada Halimah itu. Dan setelah diceritakan raut wajah dari Bima tampak kesal sekaligus terpancing emosi begitu saja. Fuadi berusaha menenangkan Bima agar tidak berpikir macam-macam tentang Nirmala. Fuadi yang ketika baru saja diputuskan oleh Nirmala memikirkan untuk mencari tahu semenjak melihat gadget Ikrab yang tidak sengaja. Kejadian itu memancing Fuadi untuk mencari tahu lebih jauh lagi, setelah sebelumnya mengikhlaskan begitu saja. Tapi dalam rencana ini, sepertinya dia harus melibatkan kedua sahabatnya ini di dalam rencananya. Dan mereka pun terlihat sangat antusias membantu, terutama Bima.