Ketika itu Fuadi bersama teman-temannya sedang berada di sebuah kafe. Fuadi bukan tipe orang yang sangat tertarik dengan gaya hidup mewah. Kafe seperti biasa tidak menambahkan gairah dalam dirinya ketika berada disitu. Tetapi kali ini, di sebuah kafe, kisahnya dimulai.
Saat ingin memasuki kafe dia bersama teman-temannya menuju tempat parkit untuk membicarakan masalah bisnis. Bisnis yang sangat luar biasa. Tetapi, sifat dari temannya itu sangatlah menjengkelkan. Dia menantang Fuadi untuk mencari siapa perempuan yang paling cantik di kafe saat itu. Fuadi dengan cepat menerima tantangannya. Tantangan seperti itu bukan hal yang sulit untuk Fuadi, dia bahkan bisa memikat seluruh isi kafe itu. Tetapi, Fuadi hanya ingin memilih yang terbaik untuk dia dalam segala hal. Selepas berbisnis dengan temannya itu Fuadi merangsak masuk dan kemudian bergabung dengan teman-temannya yang lain. Mereka sudah duduk di situ sekitar lima belas menit lamanya.
Ketika sedang membicarakan banyak hal kemudian mata Fuadi mengamati seisi ruangan. Ruangan itu dipenuhi oleh warga-warga lokal. Tidak banyak diantara mereka yang sangat memikat mata Fuadi. Bahkan ketika pelayan kafe tersebut keluar dengan baju pegawainya, banyak teman-temannya yang mencoba untuk menggodanya. Tetapi, Fuadi sangat tidak tertarik.
Kemudian ada sebuah perkumpulan para perempuan dan laki-laki yang sangat ramai sekali. Suasana di sana terlihat sangat menggembirakan. Mejanya terletak sekiat sepuluh meter dari meja Fuadi. Seluruh teman-temannya mengalihkan pandangan mereka menuju kelompok tersebut. Fuadi awalnya hanya melirik saja tidak tertarik. Sampai ketika dia melihat seorang perempuan yang memiliki tampilan elegan dan sedang melamun.
Perempuan itu melamun menatap keluar kafe melalui jendela yang berada di sampingnya. Dengan posisi kepala yang sedikit disandarkan ke kaca kafe, dan dengan segelas teh hangat di depannya. Dia terlihat sangat tidak tertarik dengan suara ramai teman-temannya yang lain. Fuadi bisa tahu bahwa mereka merupakan satu perkumpulan, ketika Fuadi melihat dia diajak untuk bergabung. Hanya saja mungkin dia tertarik untuk sendiri. Sepasang mata Fuadi tidak mau terlepas dari wajahnya. Rasanya baru kali ini dia melihat keanggunan yang sangat luar biasa.
Tiba-tiba saja ucapan dari temannya teringat di pikiran Fuadi. Dia ditantang untuk mencari perempuan di kafe ini yang sangat menarik baginya. Dan rasanya Fuadi sudah menemukan perempuan yang menarik untuk dirinya. Fuadi langsung saja melamun dan membayangkan apa tindakan yang harus dilakukan olehnya agar dapat berkenalan dengan perempuan itu.
Fuadi mengamati seisi ruangan untuk mencari alibi agar dapat mendekatinya. Bahkan sempat terbesit dipikirannya bahwa dia akan menyamar menjadi pelayan seperti pada cerita-cerita fiksi. Namun tidak lama setelah Fuadi berpikir demikian, perempuan itu terbangun dari tempat duduknya. Fuadi lantas terkejut dan merasa bahwa ini adalah penyesalan seumur hidupnya apabila tidak dapat berkenalan. Tetapi rasa itu hilang ketika tahu bahwa dia menuju ke toilet dan bukan untuk pergi. Saat itu juga pikiran dari Fuadi mendadak cemerlang begitu saja. Dia berencana untuk menunggu perempuan itu di depan toilet. Rencana yang bodoh, tetapi rasanya rencana itu sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali melakukan apa-apa.