Lima tahun yang lalu Fuadi adalah orang yang baik hati dan ramah. Pada saat itu dia bersama Halimah pergi mengunjungi sebuah tempat buku lama. Mereka bersepakat untuk mencari buku dari tere liye, barang siapa yang menemukan lebih dahulu buku tersebut dengan jumlah yang lebih banyak, dan dengan judul yang berbeda maka dia akan menjadi pemenang. Yang memenangkan pertandingan itu akan diberi hadiah, sedangkan yang kalah akan mengembalikan buku itu ke sini tanpa dibantu oleh yang menang.
Ketika sudah memasuki tempat buku lama tersebut, kemudian Fuadi dengan sangat jahil menarik tas ransel yang dibawa oleh Halimah, dengan tujuan Halimah tertinggal jauh dari dia. Tingkah tengil dari Fuadi ini lantas dibalas oleh Halimah dengan memberi tahu bahwa tempat buku Tere Liye bukan berada di lantai bawah. Fuadi kemudian dengan bergegar menuju ke lantai atas. Sayangnya usaha itu sia-sia saja, karena buku Tere Liye memang benar ada di lantai atas. Halimah harus kalah bersaing kali ini. Benar saja, ketika sampai di lantai atas sudah terlihat Fuadi memegang buku itu dengan jumlah yang sangat banyak. Halimah kesal dengan perbuatannya sendiri, tetapi dia juga sangat senang karena mampu menghabiskan waktunya dengan orang yang sangat dia sayangi.
Fuadi adalah orang yang sangat istimewa bagi Halimah. Disaat seperti inilah bukti bahwa Fuadi juga sangat menyayangi Halimah. Meskipun dia menang, dia menyerahkan itu kepada Halimah. Tujuannya bukanlah memenangkan hal yang tidak berguna ini. Tujuan dia adalah untuk selalu bersama dengan Halimah. Bagaimanapun Halimah akan tetap menjadi bagian dari kehidupan Fuadi. Pada akhirnya Fuadi lah yang kalah, dia mengembalikan buku itu ke tempat buku lama setelah seminggu berlalu.
***
Ketika Halimah kecil dia menjadi korban perundungan di sekolahnya. Halimah merupakan seorang kutu buku yang sangat anti sosial. Teman-temannya bahkan sangat sedikit, masih terhitung jari. Ketika itu Halimah sudah tidak lagi mendapatkan perundungan melalui mental saja, tetapi saat itu Halimah sudah dirundung secara fisik. Beberapa kali Halimah mengalami memar di bagian kepala belakangnya. Dia tidak pernah berkata kepada Fuadi mengenai hal tersebut. Biasanya seluruh hal tentang dirinya akan diceritakan kepada Fuadi. Tetapi ketika Halimah masuk ke dalam rumah sakit karena kakinya terkilir ketika jatuh dari tangga, Fuadi merasa ada hal yang tidak beres dari Halimah. Baru dua minggu, dia sudah empat kali luka di bagian yang berbeda-beda.
Fuadi kemudian memutuskan untuk mencari tahu dengan mendatangi sekolahnya. Dengan hanya membawa badannya yang sedikit lebih besar dari Halimah, sekolah mempercayai bahwa Fuadi adalah paman dari Halimah. Sebenarnya Halimah terbahak-bahak ketika mengetahui Fuadi menyamar menjadi pamannya, terlebih lagi semua orang di sekolah percaya begitu saja.
Ketika Fuadi berhasil menyusup ke dalam sekolah Halimah, kemudian dia mengetahui sebab dari sahabatnya ini terluka. Alih-alih mencari, bukti itu datang dengan sendirinya. Tepat di depan matanya ada seorang perundung yang menyebalkan sedang menampari adik kelasnya. Disaat itulah dia berhasil dimasukkan ke ruang kepala sekolah oleh Fuadi. Ketika menceritakan hal tersebut Halimah sengaja menjadikan kaki dari Fuadi alas kepalanya. Jujur saja, ketika Fuadi menceritakan sesuatu sangatlah menarik, itulah yang menjadikan Halimah menanti-nanti ceritanya. Ketika menceritakan masalah dirinya di sekolah, setiap kata yang keluar dari mulutnya adalah tawa bagi Halimah.
Selepas bercerita hingga habis. Fuadi mengelus-elus dahi dari Halimah. Dengan sembari memeriksa suhu badan dari Halimah, dia juga membelainya dengan sangat manja. Perempuan mana yang jika diperlakukan seperti itu tidak jatuh hati. Perlakuan Fuadi kepada Halimah sangatlah spesial melebihi kasih sayang dari banyak orang terdekat Halimah.
“Kau cepat sembuh ya. Sepi aku bila harus meratapi sungai itu seorang saja.” Fuadi mengatakan hal demikian sembari memegang pipi dari Halimah.