Saat ini hanya ada kesendirian yang meratapi Fuadi. Dia tidak tahu bagaimana harus melanjutkan bagaimana lagi kehidupannya. Orang yang dia sayangi meninggalkannya, dan begitu juga sahabat yang selalu berada di sampingnya sedari kecil. Kehilangan Halimah membuat Fuadi sangat amat tertekan. Tetapi dia tidak mau menjadikan itu sebagai alasan untuk terpuruk. Dia memutuskan untuk bangkit walaupun hanya sendiri. Hanya saja saat ini dia tidak tahu harus melakukan apa. Pencarian terakhir Fuadi menemukan hasil yang sangat menjelasakan semuanya, teman dekatnya Ikrab yang ternyata adalah pacar dari Nirmala. Bagaimana tidak, di depan matanya terlihat jelas saat hari itu di taman kota. Sedangkan saat ini juga sahabatnya Halimah mengatakan dengan sendirinya bahwa dia sudah berpcaran dengan Bima.
Masalah ini memberikan dampak besar bagi seorang Fuadi. Dalam beberapa hari ini dia terlihat sangat tidak kondusif dalam berbagai hal. Emosinya sangat tidak terkendali, begitu juga kehidupanya yang sangat tidak teratur. Biasanya ketika Fuadi tidak tahu ingin berbuat apa, dia memutuskan untuk menghubungi Halimah. Tapi lagi-lagi dia harus sadar bahwa semuanya sudah berbeda saat ini. Dia membayangkan bahwa betapa kejam dirinya terhadap Halimah. Mungkin dia benar, bahwa penyesalan terbesar Fuadi adalah pernah menyianyiakan Halimah. Mungkin saja tanpa status tidak masalah, tetapi jika engkau bersama orang baru, disitulah awal dari masalah.
Siang hari kemudian Fuadi memutuskan untuk mendatangi tempat buku lama yang biasa dia datangi dengan Halimah. Di tempat itu Fuadi bisa sejenak melupakan apa yang terjadi belakangan ini. Buku bagi Fuadi adalah tempat yang sangat indah untuk melampiaskan emosi. Bersama buku kita bebas berekspresi apa saja, sama seperti ketika kita sedang menulis cerita.
***
Tempat buku itu terlihat sudah sangat sepi. Buku-buku di sana juga beberapa da yang sudah hancur termakan oleh rayap. Karena terlalu lama tidak tersentuh, pada akhirnya pengurailah yang memutuskan untuk menghancurkannya. Fuadi masuk ke tempat itu sendiri saja. Ketika sedang berjalan dia memutuskan untuk mengamati banyak sekali buku-buku. Pada mulanya dia mengamati buku sejarah-sejarah dunia. Banyak sekali karya-karya penulis lama yang ada di tempat tersebut. Tetapi sejarah tidak mampu membuat hati dari Fuadi bergejolak. Dia kemudian memutuskan untuk berpindah ke lantai atas.
Ketika sampai di lantai atas, persis di depan rak buku-buku tere liye berdiri seorang perempuan. Dia hanya sendiri dan sedang mencari buku-buku di sana. Kemudian setelah beberapa lama akhirnya Fuadi menyadari bahwa yang berada di sana adalah Aura. Sekedar mengingatkan, ketika Fuadi mencari tahu tentang Nirmala dan Ikrab, orang pertama yang dihubungi oleh Fuadi adalah Aura. Fuadi mengenal Aura dari teman lamanya. Dia mengatakan bahwa Aura adalah teman dari mereka. Dan disaat itulah Fuadi mengenal Aura.
“Suka karya-karya Tere Liye juga?” Fuadi mendekatinya sembari bertanya-tanya sekaligus menegurnya.
“Eh, Fuadi. Maaf saya tidak melihat tadi. Iyah benar saya suka dengan karya beliau.” Aura sempat terkejut ketika tiba-tiba saja ada yang mengajaknya bicara. Namun semakin terkejut lagi saat tahu bahwa yang datang menyapanya adalah Fuadi.