Saat matahari pagi sudah menyinari. Fuadi terbangun dari tidurnya semalam. Tidur itu sangat tidak dinikmati oleh Fuadi. Ketika Fuadi sudah cukup lama membuka mata, akhirnya dia memutuskan untuk beranjak bangun dari tempat tidurnya. Tatapan mata itu langsung menuju ke arah jam dinding. Fuadi langsung segera berlari menuju ke kamar mandi. Dan bersiap-siap untuk pergi.
Fuadi langsung menuju ke tempat dia mengajak Aura untuk bertemu. Sempat termenung dalam bimbang antara mengajaknya keluar atau tidak, namun akhirnya Fuadi memutuskan untuk mengajaknya keluar. Sayangnya Fuadi harus bangun terlambat. Walaupun matahari baru saja menunjukan sinarnya, tetapi jaraknya yang cukup jauh membuat Fuadi harus berangkat sedikit lebih cepat dari waktu pertemuan.
Perjalanan yang sangat jauh. Saat Fuadi sampai di taman, dia melihat bahwa Aura sudah berada di sana. Dia dengan pakaian yang sederhananya, namun tetap terlihat anggun. Dengan posisi duduknya yang elegan, dia terlihat sangat girl goals untuk seorang laki-laki seperti Fuadi. Fuadi kemudian menghampiri Aura. Dia menyapanya dengan, “Hai Aura, apakah sudah dari tadi menunggu di sini?” Fuadi menggunakan gesture seperti menahan malu karena datang terlambat. “Ya, sangat lama. Mengapa terlambat?” Aura ketus menjawab, namun tetap dengan wajah imutnya itu. “Malam tadi, rasanya sangat sulit bagiku untuk memejamkan mata.” Fuadi menjawab pertanyaan itu sembari duduk di sampingnya walaupun belum dipersilahkan untuk duduk. Kemudian Fuadi melanjutkan ucapannya, “Akhirnya matahari pagi tidak sepenuhnya bisa kunanti kedatangannya.”.
“Baiklah. Lalu untuk apa kau mengajakku ke sini?” Aura mulai menanyakan rasa penasarannya, karena hampir mengejutkan secara tiba-tiba Fuadi mengajaknya pergi ke taman seperti ini.
“Hanya sekadar mengajak untuk menghirup udara sejenak. Rasanya belakangan ini, terlalu banyak masalahku. Hanya kau seorang yang bisa kuajak untuk saat ini.” Fuadi berusaha menjelaskan alasannya kepada Aura dengan nada yang sedikit lemas.
“Baiklah.”
Suasana taman saat itu sedang sepi. Angin yang sejuk menyambut kehadiran mereka berdua dengan sangat baik. Bersama dengan banyaknya kupu-kupu di taman, mengingat bahwa kondisi lingkungan di sini masih sangat asri. Belum saja dimulai pembicaraan yang ingin dimulai oleh Fuadi, dalam benak Aura rasanya sudah sangat menakutkan. Dia membayangkan akan dicecari pertanyaan yang sangat dia rahasiakan dari Fuadi.