Cinta dalam Cerita

Sayidina Ali
Chapter #21

Bab 21 : Hari Ulang Tahun

“Selamat Ulang Tahun, untuk diriku sendiri. Fuadi, sang insan yang sedang dirundung banyak masalah. Kepada Tuhan, maaf jika harapku kali ini terlampau banyak sekali. Pada umurku kali ini, aku mengharapkan setiap masalah yang hadir bertubi-tubi ini dituntaskan. Berat hati ini rasanya jika lingkungan hadir penuh masalah. Tuhan, temanku pernah berkata bahwa masalah tak akan bertemu kata usai. Sampai kapanpun akan selalu ada, hanya bagaimana kita menyelesaikan masalah tersebut. Tuhan, apa itu benar? Jika benar demikian, berikanlah aku tenang, Tuhan. Terima kasih engkau telah menghadirkan Aura untukku, dia hadir sebagai pengganti sahabatku. Dan mungkin, dia akan menjadi sahabatku selanjutnya. Tapi, jika engkau mengizinkanku, aku ingin memilikinya. Aku harap engkau memberikan jawaban atas permintaanku, Tuhan. Berikan aku petunjuk, Tuhan. Terima kasih.” Fuadi berdoa dalam diri dan dalam gelap malam. Dia berharap ketika pagi menyambutnya, semua akan selesai begitu saja. Tangisan pun keluar dari matanya. Dia menitihkan air mat aitu dengan harap semua akan terkabul. Semoga Tuhan mengabulkan.

Sinar sang mentari kembali menyinari. Kali ini Fuadi terbangun dari tidurnya, hanya saja seperti biasa, dia terbangun saat sudah siang. Semalam dia tidak bisa tidur seperti biasa. Bayang-bayang buruk selalu membayanginya, dan setiap kali berusaha tidur dia selalu saja disandingkan dengan ketakutan-ketakutan dalam dirinya. Banyak ketakutan yang menyelimutinya, dan semuanya disebabkan oleh masalah-masalah lamanya.

Meskipun dalam lima bulan ini, dia selalu berada dengan Aura. Aura membawa pengaruh baik bagi Fuadi. Ketika disampingnya Fuadi selalu merasa bahagia. Rasanya Aura memang dengan tulus membantu Fuadi untuk melupakan semua masalahnya. Dan memang, tidak ada yang benar-benar tulus untuk membantu Fuadi selain Aura.

“Selamat Ulang Tahun Fuadi!” Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka. Dari arah itu, ternyata itu adalah Ikrab dan Nirmala. Mereka memberikan kejutan untuk Fuadi. Fuadi terkejut dengan kehadiran mereka berdua. Mereka memang terbiasa berkunjung belakangan ini, hanya saja tidak pernah terlintas dalam benak Fuadi bahwa dirinya akan diberikan kejutan seperti ini.

“Wah, ada apa ini? Kalian sangat mengejutkan sekali ya.” Fuadi memberikan tanggapan terkait kejutan yang diberikan oleh mereka. Fuadi pun beranjak dari tempat tidurnya, dan segera untuk mendekati mereka.

“Masih bertanya juga. Ini kejutan Fu!” Nirmala sangat bersemangat untuk memberikan kado untuk Fuadi. Mereka berdua tidak membawakan kue ulang tahun dengan lilin-lilin. Tetapi mereka berdua membawakan hadiah yang masing-masing dua buah.

“Ini hadiah, ambil.” Ikrab menyodorkan hadiah itu kepada Fuadi untuk diambil oleh Fuadi. Bentuk hadiah yang diberi dibalut rapih menggunakan kertas kado. Ukurannya sangat besar untuk hadiah yang diberikan Ikrab. Nirmala memberikan dua buah hadiah yang ukurannya sama, sebesar kotak kardus untuk susu bayi.

Fuadi tersenyum ketika menerima hadiah tersebut. Dia tidak mau membukannya terlebih dahulu, karena tidak ada permintaan dari pemberinya. Tujuannya menghargai apa yang mereka berikan. Setelah itu, Mereka bertiga kemudian bermain Uno untuk mencairkan suasana. Tawa mereka menggema satu ruangan.

Di depan rumah ada Aura yang sedang menanti mereka berdua keluar. Mulanya Aura ingin memasuki, namun saat melihat ada sepatu mereka, Aura mengurungkan niatnya. Dia sengaja bersembunyi agar mereka berdua tidak mengetahui keberadaannya.

Setelah menunggu sekitar dua jam, akhirnya mereka berdua keluar. Aura menunggu dari kejauhan agar mereka berdua pergi terlebih dahulu. Mereka berdua pergi. Aura segera menghampiri, dia menyapa Fuadi dari kejauhan.

“Selamat ulang tahun, Fu.” Dari arah yang berlawanan dari nereka berdua pergi, Aura menyapa Fuadi dengan berteriak. Dia berlari dengan pakaiannya yang sangat minimalis.

Lihat selengkapnya