Cinta dalam Cerita

Sayidina Ali
Chapter #24

Bab 24 Kilas Balik : Sang Pengancam

Saat kembali dari rumah Fuadi memberikan gelang itu, Aura kemudian langsung pulang ke rumahnya. Ketika dalam perjalanan saat itu tiba-tiba saja Aura diculik oleh beberapa orang. Dia disekap dan dihantam bagian leher belakangnya hingga pingsan. Para penculik itu kemudian bergegas untuk membawa Aura yang sudah tergeletak di bawah.

Beruntungnya saat itu ternyata ada yang melihat Aura di bawa oleh sekelompok orang. Saksi mata itu kemudian membuntuti mobil sang penculik. Para penculik itu seketika panik saat melihat mobilnya dibuntuti oleh orang dengan kecepatan motor yang tinggi. Mereka langsung menancap tinggi kecepatan mobil itu, dan terjadilah adu kecepatan.

Sementara itu Aura masih belum sadarkan diri. Dia ditaruh oleh para penculik di kursi belakang, sedangkan kedua penculik itu berada di kursi depan. Aura merupakan seorang perempuan, dan hantaman itu tentu akan melemahkannya dengan mudah. Bukan hal yang sulit untuk penculik melakukan itu kepada Aura.

Kembali ke si penculik. Mereka berdua kali ini kehabisan akal. Mereka hanya bisa berputar-putar saja tidak bisa bertindak apa-apa. Mereka berdua tidak bisa kembali ke tempat yang mereka tuju karena ada yang sedang membuntutinya. Karena kehilangan akal, akhirnya mereka memutuskan untuk menelepon sang bos mereka.

“Tuan Putri, tolong kami. Kami dikejar oleh seorang saksi mata yang melihat kejadian tersebut tuan.” Salah seorang penculik yang tidak menyetir mobil itu menghubungi bosnya.

“Baiklah, di depan sana ada pertigaan, namun saat kalian menerabas masuk jalan yang tertutup oleh kayu di situ ada bala bantuan. Lakukan itu segera!!” sang Tuan Putri terlihat sedikit kesal mendengarkan laporan dari anak buahnya itu.

Mobil sang pencuri masih berputar untuk menemukan pertigaan itu. Sedangkan di belakang sana saksi mata semakin mendekat dan menyentuh bagian belakang mobil. Dia menggebrak-gebrak pintu bagian belakang mobil menggunakan tangannya. Pukulannya yang sangat keras itu mampu menyadarkan Aura. Sayangnya saat ini tangan Aura diikat dan mulutnya diganjal oleh kain yang membuatnya tidak bisa berteriak.

Lihat selengkapnya