Cinta dalam Cerita

Sayidina Ali
Chapter #25

Bab 25 Kilas Balik : Rahasia Aura dan Nirmala

“Aura Dava Praditasari; sahabat sejatiku.” Nirmala menyapa Aura dengan menggunakan nama lengkapnya. Saat ini Aura sudah dibebaskan, namun sayangnya dia tidak bisa banyak bertindak. Setiap sudut ruangan terdapat penjagaan yang sangat ketat. Nirmala memiliki banyak sekali ajudan pribadi, dan tentunya Ikrab juga merupakan salah satunya. Ikrab sudah mengabdikan diri kepada Nirmala lama sekali.

Sambutan dari Nirmala tak diacuhkan oleh Aura. Dia hanya berdiam diri saja sedari tadi. Dia tidak pernah membayangkan akan terlibat dengan hal seperti ini. Yang ada dalam pikirannya kali ini sangatlah tidak terarah. Pikirannya merajalela kemana-kemana. Yang terjadi tadi sangatlah mengejutkan baginya.

“Sayang, mengapa diam saja?” Nirmala kembali menanyakan sahabatnya itu. Dia sadar bahwa Aura sangat tertekan dengan perlakuannya. “Aku terlalu kasar yah?” Nirmala kemudian ingin menyentuh pipi dari Aura. Seketika Aura menepisnya, dan mencengkram tangan Nirmala. Namun Nirmala hanya tersenyum, selangkah kemudian Nirmala menghempaskan sengkramannya ke bawah, mengaitkan kakinya di kaki Aura, menjatuhkannya, dan kemudian mengeluarkan belati yang ada di sela celananya. Belati itu di lemparkan Nirmala, kemudian dia menangkapnya tepat dan mengarah ke leher dari Aura.

Aura sangat terkejut saat melihat itu. Aura selalu membantah Nirmala karena dia lugu sekali di sekolah. Dia juga sering meminta bantuan Aura saat dirinya di-bully oleh teman-temannya. Namun kali ini, ketika Aura mengancamnya justru keadaanya menjadi terbalik. Cara Nirmala melumpuhkan pergerakan dari Aura dan caranya mengambil belati itu menjelaskan sekali bahwa dia bukan orang sembarangan.

“Sudah, jangan banyak bergerak. Katakan saja gelang apa yang kamu kasih untuk Fuadi?” Nirmala langsung saja menegaskan maksudnya menculik Aura. Dirinya sudah tidak sabar untuk menyayatkan belatinya ke pembulu darah itu. Rasanya Nirmala sangat diselimuti emosi yang luar biasa.

“Nirmala.” Tiba-tiba saja ada suara yang keras datang dari belakang sana.

“Jangan kotori rumah ini lagi dengan darah, bodoh!” Kali ini dia berteriak menegaskan kepada Nirmala. Nirmala menarik belatinya kembali ke sela celananya. Kamuflase yang luar biasa untuk sebuah belati.

“Baiklah Ayahanda.” Nirmala kemudian menanggapi teriakan tersebut. Sepertinya dia adalah Ayah Nirmala, Anjarmana Adi Trisaktiwiguna.

Anjarmana Adi Trisaktiwiguna, atau dipanggil dengan Anjar. Dia adalah seorang Bandar Narkoba skala nasional. Dia adalah buronan yang sangat ternama. Dirinya selalu saja lepas dari polisi karena penjagaan dari ajudannya yang sangat ketat. Dirinya sempat melarang Nirmala untuk mengoperasikan penangkapan Aura, sebab itu akan menimbulkan kecurigaan polisi. Namun Nirmala yang sudah terlatih berhasil membuktikannya.

“Sekarang aku minta baik-baik. Jelaskan saja, lalu kamu bebas.” Nirmala menurunkan nada bicaranya kepada Aura. Dia kemudian memberikan Aura kesempatan untuk hidup kedua kalinya.

“Itu hanya gelang biasa.”

“Untuk apa gelang itu? Kamu suka dengan Fuadi?” Nirmala mulai membesarkan nadanya kembali.

Lihat selengkapnya