Nirmala, Ikrab, dan Fuadi berjanji akan bertemu di sebuah tempat yang sangat ramai. Ini adalah tempat wisata. Wisata yang diperuntukkan untuk anak-anak, namun entah kenapa mereka meminta Fuadi untuk datang.
Sudah jelas Fuadi akan datang. Dia tidak akan menolak hal tersebut, itupun karena Fuadi geram dengan mereka berdua. Bima dan Halimah mengatakan bahwa Ikrab hanya memanfaatkannya. Fuadi tidak bisa menerima bahwa dirinya hanay dimanfaatkan oleh temannya sendiri.
Kali ini Nirmala dan Ikrab sudah berada ditempat tersebut. Mereka datang menggunakan satu mobil yang sama, kemudian disusul dengan Fuadi yang datang dengan berjalan kaki. Fuadi sudah telihat dari kejauhan, dia berjalan dengan raut wajah yang menahan emosi. Nirmala paham betul raut wajah itu. Persis saat seperti ketika Fuadi menuduhnya selingkuh di hadapan semua orang. Di kafe itu, dengan amarah yang tiba-tiba tumpah.
Fuadi semakin dekat dengan Nirmala. Dia melangkah mendekati, dengan raut wajah yang masih sama. Tangan Nirmala menyentuk area belakang celananya, disisipkan di sela celana, sebuah pistol untuk menembak Fuadi apabila dia macam-macam dengan dirinya. Semakin dekat Fuadi melangkah, semakin erat pegangan Nirmala kepada pistol itu.
Saat datang tiba-tiba Fuadi menghajar Ikrab. Ikrab yang berada di belakang Nirmala sontak terkejut dengan tingkah sahabatnya itu. Ikrab terjatuh saat satu tijuan mendarat di wajahnya. Pukulan yang sangat keras, dipusatkan pada satu titik, yaitu di kepalannya. Saat itu dikeluakan dan, merah sudah pipi Ikrab.
“Hei, ada apa ini?” Nirmala kemudian menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Nirmala terkejut saat ternyata sasarannya adalah Ikrab. Dia melepaskan pegangannya dari pistol dan berusaha membuat wajah seolah terkejut dengan apa yang terjadi. Nirmala kemudian membangunkan Ikrab yang sedang meringis kesakitan.
“Kalian berdua ini hanya berpura-pura saja ya?” Fuadi dengan lantang mengatakan hal itu.
Nirmala jelas mengerti apa yang dimaksud dari Fuadi. Ikrab juga tentu saja mengerti. Hanya saja, Nirmala memberikan kode bahwa Ikrab tidak boleh terpancing emosinya. Sandiwara harus tetap dimainkan agar semuanya berjalan dengan lancer.
“Pura-pura apa Fu? Engkau ini kenapa?” Nirmala berusaha meminta penjelasan dari Fuadi terhadap tindakannya.
“Kalian sengaja menjauhkan aku dari Halimah dan Bima, benarkan?” Fuadi menjelaskan apa yang dimaksud olehnya.
“Menjauhkan bagaimana? Apa yang kita lakukan?” Nirmala kembali membalas semua yang terjadi.
Ikrab hanya berdiam. Dia terkejut karena Fuadi tau ulahnya. Dia sempat menebak-nebak siapa yang berulah saat ini. Dalam benaknya tentu saja Halimah yang memberi tahunya. Tapi semua itu menjadi salah ketika tiba-tiba saja Aura datang.