Setelah kepergian Nirmala dalam beberapa hari, tiba-tiba saja dia kembali datang. Fuadi sempat mengira bahwa dia akan pergi selama berbulan-bulan lamanya. Namun kemudian dia kembali dengan rasa rindu yang besar kepada Fuadi. Dia mengajak Fuadi untuk bertemu.
Fuadi kali ini menyiapkan baju terbaiknya untuk bertemu kekasih yang sangat dia cintai itu. Dia kali ini bersiap-siap dan bersemangat untuk bertemu dengan Nirmala. Salah satu bentuk semangatnya adalah datang menuju tempat bertemu satu jam sebelum pertemuan. Fuadi menyiapkan segalanya ketika ingin bertemu.
Ketika sedang menyiapkan, tiba-tiba saja ada yang menghampirinya. Itu sebuah pelayan, dia memberikan sebuah amplop putih polos kepada Fuadi. Hal yang sama seperti ketika Nirmala memberikan kabar dan mengajak bertemu. Dia mengirimkan amplop kepada Fuadi, dan kemudian mengajak Fuadi bertemu.
Fuadi sempat kebingungan, tapi dia pikir ini adalah kejutan berikutnya. Dia mengambil ampop itu dan mengucapkan terima kasih kepada pelayan itu. Dia membalik surat itu, kemudian dibaliknya ada sebuah nama, ‘Nirmala’ begitulah tulisannya. Fuadi membuka surat itu dan menemukan tiga surat kecil berikutnya. Tiga surat itu memiliki nomor urut masing-masing. Dan ada satu kertas kecil bertuliskan, ‘Baca dari nomor 1’.
Fuadi kemudian membaca surat nomor satu. Beginilah isi suratnya:
Penjelasan
Untuk : Rifkiakhbul Fuadi
Kepada kamu, Fuadi. Surat ini kuberitakan dengan sebaik-baiknya. Saat ini aku tengah berada di sebuah tempat yang mungkin tak akan kamu tahu keberadaannya. Kemudian aku sedang menyeruput sebuah teh hangat, dengan sebuah udara sejuk yang menusuk relung hati. Demikian surat ini aku kirimkan untuk meluapkan rinduku padamu. Mungkin benar bahwa saat ini kamu sedang berada di tempat yang aku tuju. Maaf, aku tidak hadir. Yang aku hadirkan hanyalah sebuah hidangan istimewa dan sebuah surat ini. Surat yang di dalamnya adalah penuh rasa cinta. Sebuah ungkapan rindu, kapan kita kembali bertemu.
Selama beberapa hari ini aku merasakan sangat senang sekali. Tawaku pecah ketika banyak yang melontarkan candaan-candaan hangat untukku. Tapi tentu saja itu tak akan membuatku melupakanmu. Sesekali aku rindu padamu. Merindukan suaramu, merindukan parasmu, dan merindukan apapun yang pernah kita lakukan bersama.
Sayang sekali, kali ini bukan pertemuan kita. Aku harap kamu mengerti akan itu. Selanjutnya buka nomor tiga, karena nomor dua dibaca setelah nomor tiga.
Dari : Nirmala
Fuadi terharu membaca tulisan itu. Rasanya sangat tidak mungkin Nirmala mengatakan hal-hal tadi. Tetapi baru saja dia melakukannya. Dan itu benar-benar membuat rasa kesal Fuadi hilang saat tahu bahwa dirinya tak akan datang ke tempat ini. Padahal Fuadi sudah menyiapkan pakaian yang sangat menarik baginya.
Kemudian mengikuti perintah dari Nirmala dia membuka surat nomor tiga. Dia melihat ada sebuah tulisan yang tidak benar-benar panjang. Singkat namun sepertinya berkesan. Berikut adalah isi suratnya:
Permintaan Maaf
Untukmu Fuadi. Surat ketiga ini aku tuliskan untuk segala yang pernah terjadi pada kita. Aku beruntung karena telah memilikimu sejak saat itu. Tatapanku tak bisa hilang dari pandanganmu. Kamu sangat menarik bagiku, namun sayang kamu saat itu tidak mengenalku.
Kali ini, orang yang aku rasa akan menjadi angin lalu tiba-tiba hadir dihadapan mataku saat itu. Bertukar cerita seiring berjalannya waktu. Bertukar kabar saat saling merindu. Dan akhirnya mengucap janji untuk bersama menjadi sepasang kekasih.