Ketika sudah dua hari Fuadi berdiam diri di kamarnya. Kemudian kali ini dia mulai gelisah. Dia ingin sekali menemui Aura. Dia sangat merindukannya. Banyak sekali pertanyaan dalam benak Fuadi yang ingin ditanyakan. Fuadi saat ini hanya terbaring lesu saat tidak ingin melakukan apa-apa.
Kemudian Fuadi memutuskan untuk bangun dari tidurnya yang panjang. Dua hari sudah sangat lama untuk memulihkan lelahnya menghadapi banyak masalah. Memang benar, hidup Fuadi belakangan ini sangat banyak masalah. Walaupun masalah dengan Halimah sudah terselesaikan, namun saat ini masih ada masalah Nirmala dan Aura yang membuatnya bertanya-tanya. Seolah banyak sekali yang tidak dia ketahui mengenai Nirmala dan Aura. Apalagi Ikrab terlibat dalam hal ini.
Fuadi memutuskan untuk mengunjungi Halimah. Dia ingin mengajaknya bersama Bima untuk mengunjungi Aura. Bagaimanapun dia ingin meminta maaf, sekaligus meminta penjelasan mengenai apa yang Aura maksud.
Fuadi kali ini berjalan menuju rumah Halimah. Terlihat bahwa mobil Bima sudah terparkir di sana. Bima memang sangat sering mengunjungi kediaman Halimah beberapa hari ini Entah apa yang sedang mereka bahas, yang pasti mungkin masalah yang serius. Atau mungkin sebuah percakapan biasa untuk melepas kerinduan.
“Hai, wah ada Bima di sini.” Fuadi menyambut Bima terlebih dahulu yang sedang duduk di kursi tamu.
Bima terkejut ketika tiba-tiba Fuadi mengunjungi Halimah dan dirinya. Bima langsung berdiri dan menyambut Fuadi kembali. “Eh, Fu. Sini duduk, maaf Halimah masih masak untuk menyiapkan makanan.” Bima memerintahkan Fuadi untuk duduk.
Bima saat ini menjadi penyambut tamu. Walaupun ini adalah rumah Halimah, mungkin dia bersimulasi saat menjadi suami Halimah suatu saat nanti. Hal itu juga tentu karena Halimah sedang menyiapkan makanan untuk dirinya.
Namun ketika terdengar suara Fuadi, Halimah bergegas untuk menghampiri terlebih dahulu menyambutnya. “Eh, Hai Fu. Tumben sekali berkunjung.” Halimah kemudian menyambut Fuadi dengan sedikit nada sindiran karena sudah lama tidak berkunjung ke kediaman Halimah. Padahal kediamannya hanya berjarak beberapa rumah.
“Iyah nih. Beberapa hari ini memang sedang sibuk.” Fuadi berusaha menjelaskan alasannya tidak sering ke mari.
Fuadi merasa tidak enak dengan Halimah. Kemudian Bima dan Fuadi duduk di kursi yang saling berhadapan. Sudah persis seperti Suami dan tamu istrinya, Bima yang menjadi keluarga dalam kasus ini. Halimah yang masih melihat kecanggungan mereka berdua tertawa dengan kencang.
“Ah, diam sajalah begitu. Jangan ada yang berbicara banyak, mematung saja.” Halimah memberikan ujaran sindiran kepada calon suaminya dan sahabatnya itu.