Cinta Dalam Sekam

Aswindra
Chapter #1

Kepulangan yang tak terhindarkan


Langit sore di kampung halaman Alya terlihat kelabu, seolah ikut mencerminkan perasaannya yang bimbang. Sudah lima tahun sejak ia meninggalkan tempat ini, dan kini ia kembali dengan hati yang tak sepenuhnya siap.


Dari dalam bus yang melaju pelan di jalanan desa, Alya melihat sawah-sawah yang terhampar luas. Udara pedesaan yang sejuk, jauh dari hiruk-pikuk kota, menyelinap melalui jendela bus yang sedikit terbuka. Ada rasa rindu, tetapi juga ada ketakutan yang menghantuinya.


Bus akhirnya berhenti di terminal kecil, dan Alya menarik napas dalam sebelum melangkah turun. Ia meraih koper kecilnya, sementara matanya menyapu sekeliling, mencari wajah yang dikenalnya.


"Mbakyu!"


Suara riang itu membuatnya tersentak. Seorang gadis kecil berlari ke arahnya dengan senyum cerah. Kayla, adiknya, yang kini sudah lebih besar dibanding terakhir kali Alya melihatnya.


Alya tersenyum tipis. "Kayla..."


Mereka berpelukan erat. Ada rasa hangat yang menyelinap ke dalam hati Alya, meski pikirannya masih dipenuhi pertanyaan.


"Lama sekali, Mbakyu. Aku sudah kangen," ujar Kayla dengan mata berbinar.


Alya mengusap kepala adiknya. "Maaf... Mbakyu juga kangen."


Di belakang Kayla, berdiri seorang wanita setengah baya dengan raut wajah penuh kelegaan. Ibunya, yang kini tampak lebih tua dari yang ia ingat. Ada garis-garis halus di wajahnya yang dulu belum ada.


"Alya..."


Suara itu penuh dengan kerinduan sekaligus kesedihan. Alya menatap ibunya, merasa ada beban yang kembali menghimpit dadanya.


"Ibu..."


Mereka bertatapan sejenak sebelum Alya melangkah mendekat dan memeluk ibunya erat. Ada kehangatan yang tak tergantikan, tetapi juga ada jarak yang sulit dijelaskan.


"Bagaimana perjalananmu?" tanya ibunya setelah mereka melepaskan pelukan.


"Baik, Bu."


"Syukurlah. Ayo pulang. Ayah sudah menunggu di rumah," ucap ibunya sambil meraih koper Alya.


Alya mengangguk, tapi dalam hatinya ada perasaan aneh saat mendengar bahwa ayahnya menunggunya. Lima tahun lalu, saat ia pergi, ayahnya tak banyak bicara. Apakah kini sikapnya akan berbeda?


Lihat selengkapnya