Ketika sekolah telah beres, teman sebangku Dafid menemui dia dan mengajak pulang bersama, Dafid dan Rozi saling menceritakan siapa dirinya dan apa tujuannya kelak, dan memang takdir itu adalah sebuah keajaiban, mereka berdua sangatlah cocok jika dikatakan sebagai sahabat, saling menerima dan mengingatkan satu sama lain.
Ketika mereka tertawa bersama, tiba-tiba Dafid menceritakan apa yang terjadi pada dirinya di sekolah tadi, Rozi lantas langsung kesal kepada anak yang memukul Dafid, lalu Dafid mengatakan sesuatu yang sangat membuat Rozi merasa tertantang, "Bagaimana kalo kita balas anak itu, dan kita berdua menjadi orang yang di takuti disekolah sampai tak ada satupun yang berani melawan kita? Bagaimana zi?" Ucap Dafid sambil tersenyum. Lalu Rozi hanya menganggukkan kepalanya sambil mengepalkan tangannya.
Usai sudah pembicaraan itu, karena Dafid telah sampai di rumahnya dan ia harus segera pulang, Rozipun melambaikan tangan dan mengucap "sampai jumpa besok..."
Hari baru telah muncul dan Dafid mulai bersiap berangkat sekolah dengan penuh ambisi dan tantangan, selesai mandi dan makan, dia langsung menunggu Rozi di depan rumahnya, tak lama kemudian Rozi terlihat melintas di depan pagar dan Dafid menyusulnya dan mereka berangkat bersama ke sekolah.
Sesampainya Dafid di sekolah, dia langsung duduk di bangku seperti biasa, dia melihat keadaan dan mencari tahu nama anak yang kemarin memukulnya, dan akhirnya temannya ada yang tau siapa namanya, namanya Asep. Dafid diberitahu oleh Karin yang memang dia adalah Ketua Murid pada waktu itu, Dan kini Dafid dan Rozi tau siapa namanya dan sangat mudah mencarinya...
Bel pulangpun berbunyi terdengar ke seluruh dinding sekolah, Dafid segera bergegas dan menunggu didepan gerbang sekolah, Rozi akhirnya datang menemui Dafid, mereka bersiap menunggu Asep di depan gerbang. Tak lama Asep datang dengan 2 temannya, Dafid tak bisa tahan emosi, ketika dia ingin memukulnya, Rozi menahannya, persis seperti Batman dan Robin ketika di film, Rozi menenangkan Dafid, "Tunggulah di sini, tahan marahmu, gila aja kau memukul dia di tempat ini, bisa bisa kau ditangkap oleh Guru" ucap Rozi. Tak mau diam, Rozi langsung mendatangi Asep, mereka mengobrol lalu mereka sepakat untuk menyelesaikan masalah nya dilapang dekat kali, memang tempat itu sepi dan sunyi, itu tempat yang pas untuk melakukan MMA.
Sesampai dilapang dekat kali, Rozi dan Dafid bersiap, Asep pun datang dengan 2 temannya, Dafid langsung tak tahan amarah, "Ayo kita selesaikan 2 lawan 3 tak masalah." ucap Dafid tanpa berfikir panjang.
Mereka berlima saling memukul, Dafid memukul Asep dengan penuh percaya diri, dan Rozi melawan 2 temannya Asep, Rozi berucap sambil menahan sakit. "Fid cepatlah aku sudah tak bisa menawan 2 orang ini." Dan tak lama Dafid memukul Asep sangat keras "Bukk" sampai Asep diam , Dafid langsung memalingkan arah dan mulai membantu Rozi, "Bukk Bukkk Bukkk" terdengar keras, Asep dan kawannya diam menahan sakit "Kami menyerah... Maafkan aku kemarin memukulmu Fid." ucap Asep, mereka langsung menjadi anak buah Dafid dan Rozi.