Burung berterbangan, langit nampak cerah, angin berhembus lembut dari timur ke barat sepertinya alampun menyampaikan selamat tinggal pada Dafid, tak terasa sudah 13 tahun lebih dia tinggal di kota K dan sekarang harus pindah ke desa KS, berat rasanya karena banyak kenangan terukir indah disini.
"Dafid siapkan barang-barangmu, ayah menunggu di dalam mobil" ujar Ibu yang sedang merapikan barang" untuk di masukkan ke dalam mobil.
"Sebentar Bu, aku mencari jaketku, nanti akan ku masukan ke dalam mobil kok" pungkas Dafid pelan.
Ibu merasa kesal karena Dafid belum juga keluar dari kamar, ibupun memanggil dengan nada yang lumayan keras, "Cepatt Dafid... Ini sudah mulai siang, tidak ada gunanya hidup di masa lalu, masa depanlah yang harus kamu raih."
Dafid segera keluar dari kamar dengan mimik muka polosnya. "Baikalah Bu, I'am coming" ucap Dafid sambil membawa barang yang sudah ia kemas. Segera barang-barang telah di kemas semuanya dan mereka segera pergi meninggalkan kota K menuju desa KS, sekitar 1 jam 30 menit perjalanan, Dafid terus melihat kanan dan kiri jalan, melihat pemandangan yang indah nan rindang, tidak ada suara bising kota, semuanya terdengar seperti di pedesaan, banyak sekali sawah dan kebun-kebun, setelah banyak pertigaan dan perempatan dilalui akhirnya mereka sampai di desa KS dan sampailah di rumah barunya, desa KS merupakan kampung halaman dari ibunya Dafid, jadi mereka pindah ke sana karena di sana banyak sodara dan kerabat dekatnya.
"Ayo turunkan barangnya fid, tadi depan kamu melihat sekolahkan? Nah nanti kamu sekolah di sana" ucap ayah ke Dafid.
"Iya aku melihat sekolah, tapi kok jauh dari rumah, terus aku harus memakai motor pergi sekolahnya?" Kata Dafid sambil keheranan. Ayah tertawa dan menjelaskan, "anak-anak disini tidak memakai motor fid, kamu nanti jalan kaki, nanti juga banyak teman-teman mu yang berangkat bareng dengamu, jadi cobalah untuk bergaul, jangan minder, pasti seru kok."
"Ya sudahlah, aku harus terbiasa dengan suasana baru ini" ucap Dafid dalam hatinya
Tibalah sore, Dafid meminta injin untuk berjalan melihat-lihat keadaan dan suasana baru ini, dan ternyata di balai desa itu setiap sore selalu ada yang bermain bola volley, Dafid melihat sebentar pertandingan itu. Ketika dia duduk di bangku dekat lapang, ada yang menepuk nya dari belakang, Dafidpun langsung menengok kebelakang.