Setengah jam berlalu, Abell masih sangat lincah bermain kasti saat jam pelajaran olahraga. Lagi-lagi guru olahraga menyatukan Abell dan Alkana, mereka dikumpulkan dalam satu tim untuk bermain kasti. Dengan kerasnya ia memukul bola kasti yang dilempar kearahnya, Alkana meneriakinya untuk berhati-hati agar tidak terkena bola dari lawan. Permainan kasti pun selesai, tim Abell dan Alkana unggul.
Karin dan Tari mengajak Abell ke ruang ganti, mereka pun meninggalkan lapangan untuk mengganti pakaian mereka. Diruang ganti Karin memberitahu Abell mengenai perasaan Alkana padanya, yappss Karin merupakan sahabat Alkana dari mereka SMP. Alkana telah menceritakan perasaannya itu kepada Karin, dan Karin pun terpaksa harus memberitahu Abell mengenai hal itu. Karin hanya ingin kedua sahabatnya itu bersatu, apalagi belakangan ini Abell berusaha menjauhi Alkana.
"Bell, maaf maaf nih ya. Kenapa kamu ngejauh gitu dari Alkana?" Ujar Karin.
"Iya nih bell, kenapa? Kita liat kamu ngejauh gitu." Tari menambahkan.
"Hhhhmmm gak papa kok." Ucap Abell kebingunan dengan pertanyaan kedua sahabatnya itu.
"Kenapa? Karna kamu susah buat membuka diri dan dekat dengan cowok?" Ucap Karin.
Abell tidak menjawab dan ia hanya termenung mendengar perkataan Karin.
"Bell, Alkana itu suka sama kamu. Coba deh kamu belajar buat dekat dan nerima Alkana." Ujar Karin.