Jam 4 sore, orang tua Luna pulang. Linda menarik tangan Luna, Luna bingung kenapa ibunya marah.
"Jelaskan ke mama, kenapa om Andi bisa membatalkan pernikahan kalian?"
"Mila hamil anak Aldo, Luna tidak bisa membiarkan anak yang dikandung Mila dianggap sebagai anak haram." Luna menatap ibunya dengan kesal.
"Kamu bohong," Linda tidak percaya dengan perkataan putrinya.
"Terserah mama mau percaya perkataan Luna, anak kandung mama atau perkataan orang lain." Luna duduk di meja makan, Boby menampar istrinya. Luna dan Linda terkejut dan terdiam.
"Jika kamu marah karena kita dijodohkan orang tua, jangan bawa-bawa Luna. Dia tidak salah apapun," ucap Boby dengan tegas.
"Apa maksud kamu berbicara seperti itu?"
"Aku tahu, kamu tidak pernah mencintai aku. Setidaknya kamu cintai putri kandung kamu sendiri, jangan biarkan dia hidup menderita seperti kamu. Jika kamu memaksa Luna menikah dengan laki-laki lain, aku akan bawa Luna pergi dari rumah ini dan dari hidup kamu." Boby menggenggam tangan Luna, Linda mendengar perkataan suaminya. Linda berlutut di depan suaminya.
"Maaf mas, aku janji tidak akan menjodohkan Luna. Aku akan merestui Luna menikah dengan Dion, jangan pisahkan aku dengan putriku." Linda menangis menggenggam kaki suaminya, Boby menatap putrinya dan tersenyum.
"Baik, aku tidak akan membawa Luna pergi. Aku pegang janji kamu," Boby membantu Linda berdiri, Linda memeluk suaminya.
"Maaf, aku sudah kasar padamu. Aku hanya ingin melihat Luna bahagia," Boby melepaskan pelukan, Boby menghapus air mata istrinya.
"Sekarang kita mulai kehidupan baru, sekarang kita memiliki masalah. Mila hami," Boby menatap istrinya.
"Aku punya bukti rekaman, aku juga sudah bilang ke Aldo untuk bertanggung jawab." Luna tersenyum.
"Mama baru ingat sebulan yang lalu, mama menemukan testpek positif di kamar Mila."
"Kenapa mama tidak cerita?" Boby menatap istrinya dengan bingung.
"Kata Mila itu tespek punya teman, ya mama percaya saja."
"Kita tunggu Mila saja, aku belum mendengar penjelasan Mila. Tapi Luna yakin, ini semua kesalahan Aldo." Selama seminggu Mila tidak pulang ke rumah, saat ke rumah sakit Luna tidak bertemu dengan Mila. Luna tidak sengaja menabrak seseorang.
"Maaf dok, saya tidak sengaja." Luna terkejut melihat Vero, senior Mila.
"Luna? Sedang apa kamu disini?"
"Aku sedang mencari Mila, mas Vero tahu kenapa Mila mengambil cuti?"
"Kita ngobrol di taman saja, kamu mau?"
"Iya mas Vero," mereka pergi ke taman rumah sakit, mereka duduk di kursi.