Hari ini adalah pernikahan Luna dan Dion, Luna menatap foto berempat saat SMA. Luna menangis melihat foto Mila, tiba-tiba Linda masuk ke dalam kamar. Luna menghapus air matanya, Luna menaruh foto di meja.
"Kamu merindukan Mila ya?" Linda duduk di tepi kursi menatap putrinya.
"Iya ma, Luna ingin Mila ada disini. Mila sudah seperti saudara Mila sendiri, jadi ini rasanya jadi Mila di hari pernikahannya."
"Mila pasti kesepian, kasian Mila. Kebahagiaanya hilang saat kematian Febri, Mila pasti menderita menikah dengan Aldo."
"Maksud mama?"
"Saat mama sakit, Mila bilang ingin bercerai dengan Aldo setelah melahirkan. Mila tidak mengatakan alasannya kenapa, tapi mama yakin Mila pasti menderita menikah dengan Aldo." Linda sedih mengingat tentang Mila.
"Ini semua kesalahan Luna, seharusnya Luna lebih memperhatikan Mila. Mila tidak mungkin hamil anak Aldo," Luna sedih menatap foto Mila.
"Sudah sayang, jangan menyalahkan diri sendiri. Lebih baik sekarang kamu telepon Mila, Mila pasti bahagia. Kalau begitu mama keluar dahulu," Linda keluar dari kamar, Luna menghubungi Mila. Luna hanya terdiam, Mila menjadi bingung.
"Iya Luna ada apa?" Mila tersenyum menatap sahabatnya yang memakai gaun pengantin.
"Aku merindukan kamu, aku hanya ingin melihat kamu dihari bahagia ini." Luna menangis.
"Maaf ya Luna, aku tidak bisa datang." Mila menagis mendengar perkataan sahabatnya.
"Iya Mila, nanti aku kirim foto. Besok kamu datang ke rumah ya, ada yang ingin aku bicarakan." Luna menghapus air matanya, Luna tersenyum melihat wajah sahabatnya.
"Iya Luna, besok aku datang ke rumah." Mila tersenyum.
"Bye Mila, acaranya sudah mau dimulai."
"Iya bye Luna," Mila mematikan telepon, dua jam berlalu. Ada pesan dari Luna, Mila membuka pesan tersebut.
'Hai Luna, ini foto pernikahan aku. Aku ingin hari ini kamu bahagia, jangan ada kesedihan dan air mata hari ini ya.'
Mila tersenyum melihat sahabatnya yang menikah dan tersenyum bahagia, tiba-tiba Aldo mengambil handphone milik Mila. Mila terkejut, Aldo membanting handphone Mila ke lantai hingga hancur. Mila berdiri dari tempat tidur, Mila marah karena di handphone itu ada banyak kenangan tentang Febri.
"Kamu kenapa mengambil handphone aku, sekarang semuanya hancur gara-gara kamu." Mila marah.
PLAK
"Berani kamu sama suami kamu, dasar perempuan tidak berguna." Aldo menarik tangan Mila, Aldo membuka pintu. Aldo mendorong Mila hingga Mila terjatuh, Mila merasa sakit.
"Pergi kamu dari sini perempuan pembawa sial."