Luna keluar dan mencari suster, "suster dimana ruangan dokter Vero?"
"Ibu lurus kemudian belok kanan, itu ada ruangan dokter. Ruangan dokter Vero blok 2, nanti ada nama dokter Vero."
"Terima kasih," Luna dan Dion pergi ke ruangan dokter Vero, Luna mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan. Luna dan Dion duduk di depan dokter Vero, dokter Vero tersenyum.
"Kalian ingin tahu kenapa Mila bisa meninggal?" Vero menatap foto Luna di meja dan terdiam.
"Sebelum meninggal saya bertanya, kenapa ditubuh Mila ada banyak luka."
"Maksud dokter?" Luna bingung.
"Mila selama ini mengalami kdrt, Mila tidak pernah cerita ke kamu karena tidak ingin kamu khawatir."
"Lalu kenapa Mila bisa meninggal, padahal kemarin saya masih video call dengan Mila?"
"Setelah kamu video call, Aldo meminta Mila menjauhi kamu dan keluargamu tapi Mila menolak. Mila terjatuh dan mengalami pendarahan hebat, Mila dan bayinya meninggal."
"Brengsek Aldo, aku akan menghancurkan hidupnya." Luna keluar dan menelepon seseorang, Dion dan Vero mengikuti Luna.
"Siapa yang kamu telepon Luna?" tanya Vero penasaran.
"Temanku, dulu Mila ingin pasang CCTV. Kita bisa dapatkan bukti dan memenjarakan Aldo," Luna tersenyum.
"Bagaimana dengan pemakaman Mila? Akan kita makamkan dimana?" tanya Dion bingung
"Dulu Mila pernah cerita, dia membeli tanah disebelah makam Febri. Mila ingin dimakamkan di sebelah Febri," Luna menangis mengingat kenangan bersama Mila.
"Ayo kita pulang, kita beri tahu papa sama mama." Dion menggenggam tangan Luna.
"Dokter Vero, saya titip Mila ya."
"Iya, saya akan menjaga Mila."
Luna dan Dion kembali ke rumah, Luna menangis. Linda dan Boby yang melihat Luna menangis langsung mendekati Luna.
"Ada apa sayang? Kenapa kamu menangis?" tanya Linda dengan khawatir.
"Mila meninggal," Luna menangis, Linda dan Boby tidak percaya.
"Kamu bohong kan sayang, Luna tidak mungkin meninggal." Linda menyentuh pundak putrinya.