Saat semua orang fokus pengajian, tiba-tiba Andi datang bersama polisi.
"Aldo dimana kamu? Keluar sekarang," Andi berteriak, semua orang terkejut melihat polisi dibelakang Andi.
"Aldo keluar sekarang," Andi berteriak memanggil putranya, Aldo keluar dan tersenyum melihat ayahnya.
"Papa datang kesini untuk mengajak aku pulang ke rumah kan?" Aldo tersenyum bahagia.
"Kamu bukan putraku setelah kamu menghamili Mila, pak polisi tangkap dia. Dia yang sudah membunuh istrinya," Polisi memborgol tangan Aldo.
"Papa salah paham, Mila meninggal bukan karena aku." Aldo panik dan berusaha melepaskan diri.
"Cukup, kamu jelaskan di depan polisi. Semua bukti sudah ada," Andi menatap Aldo dengan marah.
"Aldo putra papa, Aldo mohon. Lepaskan Aldo pa," Aldo memberontak ingin dilepaskan.
"Cepat bawa dia pergi pak," Aldo diseret polisi untuk keluar.
"Tunggu," semua menatap ke arah Luna.
"Selamat menikmati hidup dipenjara," Luna tersenyum, Aldo pergi. Andi duduk dan terdiam melihat jenazah Mila, setelah proses pemakaman semua orang pergi.
"Sayang, papa sama mama pulang dahulu." Linda menatap putrinya.
"Iya, hati-hati di jalan papa sama mama." Luna tersenyum, Luna melihat Andi akan pergi meninggalkan makam.
"Om Andi tunggu sebentar," Andi berbalik badan, Luna menghadap makam Febri.
"Hai Febri, sekarang Luna sudah disamping kamu lagi. Aku titip Mila ya," Luna menabur bunga dan tersenyum.
"Apa maksud kamu memanggil saya?" tanya Andi bingung.
"Perkenalkan dia Febri, tunangan Mila yang meninggal tiga tahun lalu karena kecelakaan."
"Lalu?"
"Mila tidak seperti yang om pikirkan, Mila tidak pernah merayu Aldo. Mila sangat mencintai Febri, anak om yang menghancurkan hidup Mila dengan memperkosanya. Dan Mila bukan anak yang tidak jelas siapa orang tuanya, dia anak dari dokter Tomi dan dokter Nadya."