"Sayang terima kasih untuk hadiah terindah ini," Dion memeluk istrinya dengan bahagia.
"Iya sayang, aku bahagia. Akhirnya sekarang kita bisa menjadi orang tua," Luna tersenyum memeluk suaminya.
"Kita jaga dan rawat bayi ini sama-sama," Dion melepaskan pelukan dan tersenyum menatap istrinya.
"Kita buat keluarga kecil kita penuh dengan tawa kebahagiaan," Luna tersenyum.
Keesokannya setelah Luna periksa ke dokter, Luna dan Dion bahagia karena bayi mereka sehat. Luna dan Dion pergi ke makam Mila dan Febri, ereka menabur bunga diatas makam sahabatnya. Luna menatap foto sahabatnya.
"Hai Mila, bagaimana kabar kamu? Aku dan mas Dion datang kesini untuk memberikan kabar bahagia ke kalian berdua," Luna tersenyum menatap suaminya, Luna mengusap perutnya.
"Aku hamil, sebentar lagi aku akan menjadi ibu. Dan kamu akan memiliki keponakan," Luna meneteskan air matanya, dan terdiam.
"Maaf ya Mila, selama kamu hamil. Aku tidak ada disamping kamu, sekarang saat aku hamil. Kamu tidak ada disamping aku," Luna menghapus air matanya.
"Aku punya ide, aku ingin menggunakan nama kalian sebagai nama anak kami. Jika perempuan akan diberi nama Mila, jika laki-laki akan diberi nama Febri. Semoga kalian mengizinkan kami menggunakan nama kalian."