Cinta di Antara Dua Dunia

Risti Windri Pabendan
Chapter #5

Bab 5 Pertemuan Pertama dengan Pangeran Rhys

"Kau memiliki kemampuan untuk mencintai dan berkorban, sesuatu yang tidak dimiliki oleh Penyihir Kegelapan. Itulah yang membuatnya takut padamu."

Aku tertegun. Aku? Memiliki kekuatan untuk mengalahkan Penyihir Kegelapan? Rasanya tidak mungkin. Aku hanyalah seorang gadis biasa dari Jakarta, bagaimana aku bisa memiliki kekuatan seperti itu?

"Aku... aku tidak mengerti," kataku. "Aku tidak merasa memiliki kekuatan apapun."

"Kau tidak perlu merasakannya," kata Lyra. "Kau hanya perlu mempercayainya. Percayalah pada dirimu sendiri, Aisha. Kau memiliki semua yang kau butuhkan untuk mengalahkan Penyihir Kegelapan."

Pangeran Rhys meletakkan tangannya di bahuku, memberikan dukungan. "Lyra benar," katanya. "Aku sudah melihatnya sendiri. Kau memiliki keberanian dan tekad yang luar biasa. Jangan meragukan dirimu sendiri."

Aku menatap Pangeran Rhys, melihat keyakinan di matanya. Aku merasa sedikit lebih percaya diri. Mungkin, hanya mungkin, aku benar-benar memiliki sesuatu yang istimewa di dalam diriku.

"Baiklah," kataku, menarik napas dalam-dalam. "Aku akan mencoba. Tapi apa yang harus kulakukan?"

"Kau harus menemukan sumber kekuatanmu," jawab Lyra. "Kau harus menemukan apa yang paling kau cintai dan menggunakannya untuk melawan kegelapan."

"Apa yang paling aku cintai?" Aku berpikir sejenak. "Aku... aku suka kopi," kataku akhirnya. "Aku suka membuat kopi untuk orang lain dan melihat mereka tersenyum."

Lyra tersenyum. "Kopi," katanya. "Itu adalah awal yang baik. Tapi kau harus menggali lebih dalam. Apa yang membuatmu bahagia? Apa yang membuatmu merasa hidup?"

Aku berpikir lebih keras. Apa yang benar-benar membuatku bahagia? Apa yang membuatku merasa hidup?

Tiba-tiba, aku teringat sesuatu. "Aku suka membantu orang lain," kataku. "Aku suka membuat perbedaan dalam hidup mereka. Aku suka membuat mereka merasa lebih baik."

Lyra mengangguk. "Itu dia," katanya. "Itulah sumber kekuatanmu. Kau memiliki kemampuan untuk menyebarkan kebahagiaan dan harapan kepada orang lain. Gunakan itu untuk melawan kegelapan."

"Bagaimana caranya?" tanyaku.

"Kau harus memberikan harapan kepada orang-orang," jawab Lyra. "Kau harus menunjukkan kepada mereka bahwa kegelapan tidak akan menang. Kau harus membuat mereka percaya pada diri mereka sendiri."

"Tapi bagaimana aku bisa melakukan itu?" tanyaku. "Aku tidak tahu cara memberikan harapan kepada orang lain."

"Kau hanya perlu menjadi dirimu sendiri," jawab Lyra. "Kau hanya perlu menunjukkan kepada orang-orang siapa kau sebenarnya. Kau hanya perlu menjadi Aisha."

Aku menatap Lyra, merasa bingung dan tidak yakin. Bisakah aku benar-benar melakukan ini? Bisakah aku benar-benar mengalahkan Penyihir Kegelapan hanya dengan menjadi diriku sendiri?

"Aku tidak tahu," kataku. "Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukan ini."

"Kau bisa," kata Pangeran Rhys, menggenggam tanganku dengan erat. "Aku percaya padamu, Aisha. Aku tahu kau bisa melakukan ini."

Lihat selengkapnya