Cinta Di Balik Lensa

Sukadmadji
Chapter #7

Chapter #7 Biang Kerok

Sukses Joe sebagai fotografer profesional tidak berjalan mulus. Studio Surya, tempat ia pernah bekerja, merasa terancam dengan kesuksesan Studio Joe. Mereka merasa reputasi mereka tercoreng karena Joe, mantan karyawan yang dipecat karena dianggap ceroboh, kini justru menjadi saingan yang tangguh. Bos Studio Surya, seorang pria tua yang licik bernama Pak Herman, memutuskan untuk menjatuhkan reputasi Studio Joe dengan cara-cara kotor.


Pak Herman menyewa beberapa preman untuk mengganggu pekerjaan Joe. Mereka berencana untuk merusak reputasi Joe dengan cara merusak sesi pemotretan prewedding outdoor yang Joe tangani di Taman Bungkul, Surabaya. Hari itu, Joe dan timnya sedang asyik memotretan pasangan prewedding, Ardi dan Rani. Suasana romantis dan indah tercipta di tengah taman yang asri. Tiba-tiba, sekelompok preman datang mengacau.


"Hei! Berhenti motret!" teriak preman berbadan besar, dengan tato naga di lengannya. Ia menunjuk Joe dengan kasar.


Joe tetap tenang. Ia tidak ingin membuat situasi semakin buruk. "Ada apa, Mas?" tanya Joe, berusaha bersikap ramah.


"Ini perintah dari Pak Herman! Studio Surya tidak suka dengan kesuksesanmu! Berhenti motret, dan bubar!"


Joe mengerutkan kening. Ia tahu ini adalah ulah Pak Herman. Ia tidak akan membiarkan preman-preman ini merusak pekerjaannya.


"Maaf, Mas," kata Joe, suaranya mulai tegas. "Saya sedang bekerja. Silakan pergi, jangan ganggu pekerjaan saya."


Preman itu tertawa mengejek. "Kau pikir kami takut? Kami akan merusak semua peralatanmu!"


Preman-preman itu mulai bertindak brutal. Mereka menjatuhkan tripod, merusak beberapa peralatan, dan bahkan mencoba untuk memukul Ardi dan Rani. Joe langsung sigap melindungi kliennya.


"Jangan sentuh mereka!" teriak Joe, sambil melindungi Ardi dan Rani.


Perkelahian pun tak terhindarkan. Joe, meskipun tidak memiliki latar belakang bela diri, mampu melawan dengan sigap. Ia menggunakan teknik-teknik bela diri dasar yang pernah ia pelajari saat masih muda. Ia memukul dan menendang preman-preman itu dengan tepat sasaran. Asisten Joe, Budi dan Anton, juga ikut membantu. Mereka bertiga melawan preman-preman tersebut dengan keberanian yang luar biasa.


"Brengsek!" teriak salah satu preman, yang wajahnya sudah babak belur. "Dia kuat!"


Perkelahian berlangsung sengit. Joe dan timnya berhasil membuat preman-preman itu babak belur. Mereka berteriak kesakitan dan meminta ampun. Joe dan timnya berhasil mengusir preman-preman tersebut. Ardi dan Rani tampak syok, namun mereka sangat berterima kasih kepada Joe dan timnya yang telah melindungi mereka.


Lihat selengkapnya