Judul : Ika dan Rahasia Santi
Penulis : Rana Kurniawan
Siang di Kadubana terasa malas. Matahari menggantung di atas atap seng pasar, panasnya seperti membakar kulit. Santi duduk di bangku kayu di belakang gerobak, menyeka keringat dengan ujung kerudung.
Di depannya, Ika sibuk menggulung kabel lampu untuk pasar malam nanti.
“Santii… kenapa senyum-senyum sendiri?” tanya Ika dengan nada menggoda.
“Nggak apa-apa,” jawab Santi cepat, pura-pura sibuk menggoreng tahu isi.
“Ah, bohong. Senyummu tuh kayak orang habis dapat kabar dari surga.”
Santi tertawa kecil.
“Ih, Ika… kamu lebay. Cuma senyum aja kok.”
“Senyum karena Rana, kan?”
Wajah Santi langsung memerah. Ia menunduk, tapi tak menyangkal.
“Iya, Ka… aku… aku suka sama dia.”
Kata itu akhirnya keluar, pelan tapi pasti — seperti beban yang lama disimpan akhirnya dilepaskan.