Judul : Lurah Kadubana dan Rahasia Lama
Penulis : Rana Kurniawan
Malam itu, hujan turun perlahan membasahi jalanan Kadubana. Di tengah suasana sunyi, Rana berdiri di depan rumah Pak Lurah, seorang pria paruh baya yang dikenal bijak tapi menyimpan banyak rahasia.
Lampu gantung di teras berayun pelan tertiup angin, menimbulkan bayangan samar di dinding.
Pak Lurah keluar dengan payung di tangan, menatap Rana yang basah kuyup.
“Rana, malam-malam begini ke sini, ada apa, Nak?”
“Saya harus tahu, Pak. Tentang janji orang tua saya dan keluarga Santi. Tentang kenapa semuanya terasa disembunyikan.”
Pak Lurah terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang.
Ia membuka pintu dan mempersilakan Rana masuk.
Di dalam, suasana hening. Dinding-dinding penuh foto lama: acara desa, pasar Kadubana tempo dulu, dan satu foto yang menarik perhatian Rana — foto ayahnya dan ayah Santi, berdiri berdampingan dengan Pak Lurah di tengah.
“Itu waktu kami masih muda,” kata Pak Lurah lirih. “Bapak kamu dan Bapaknya Santi dulu sahabat karib. Mereka berdua membangun pasar Kadubana dari nol.”
Rana menatap foto itu dengan mata sendu.
“Kalau begitu… kenapa hubungan keluarga kami jadi serumit ini?”
Pak Lurah duduk perlahan. Suaranya berat, tapi jujur.
“Karena kesalahan masa lalu, Nak. Dulu, waktu pasar Kadubana hampir bangkrut, Bapakmu dan Bapaknya Santi berdebat besar soal uang pembangunan. Ada sebagian dana yang hilang. Banyak yang salah paham.”
“Bapakmu dituduh mengambilnya, padahal sebenarnya dia menutupi kesalahan Bapaknya Santi — yang waktu itu terpaksa meminjam uang dari keluarga Yani.”
Rana menatap tak percaya.