Cinta di Bawah Lampu Pasar Kadubana

Rana Kurniawan
Chapter #10

Ika dan Angin Malam Kadubana

Judul : Ika dan Angin Malam Kadubana

Penulis : Rana Kurniawan


Malam itu, langit Kadubana tampak gelap. Angin berembus kencang dari arah pantai, membuat daun kelapa berdesir di antara suara jangkrik.

Di warung kopi dekat pasar, Ika duduk sendiri, menatap secangkir kopi hitam yang sudah dingin. Matanya tajam, pikirannya sibuk memutar masa lalu.


Ia teringat bagaimana dulu, saat Yani masih sering curhat padanya tentang Rana. Tentang cinta yang tak terbalas, tentang rasa iri yang pelan-pelan berubah jadi luka.

Kini Yani memilih mengalah, tapi di hati Ika, ada sesuatu yang berbeda — amarah yang belum selesai.

“Kenapa semua orang harus kasihan sama Santi?” gumam Ika pelan.

“Padahal dulu yang paling berjuang buat Rana itu Yani. Tapi akhirnya yang menang tetap dia….”


Ia meneguk kopinya dalam-dalam. Angin malam membuat lampu-lampu jalan berkelap-kelip, seolah ikut mendengarkan bisikan hatinya yang gelap.

Keesokan harinya, Ika datang ke pasar Kadubana.

Ia menyapa Sukma dengan ramah, tapi senyumnya menyimpan sesuatu.

“Suk, aku dengar sekarang Santi sama Rana udah baikan, ya?”

“Iya, alhamdulillah. Setelah semua yang terjadi, akhirnya mereka saling ngerti juga.”

“Hmm…” Ika tersenyum tipis. “Tapi kamu yakin semua orang senang dengan itu?”

Sukma menatapnya heran.

“Maksudmu?”

“Ah, nggak. Aku cuma kasihan aja sama Yani. Orang baik kadang malah kalah sama yang pandai menutupi luka.”

Lihat selengkapnya