`MASUK SEKOLAH`
"Nadia!! Bangun udah siang ini! Kamu sekolah ’nggak?! Makanya, kalau tidur jangan malam-malam! Kebiasaan!” Pekik sang ibu dikamar Nadia sambil membuka gorden.
Sinar matahari menembus kaca tersebut, namun tak membuat gadis itu terbangun. Nadia malah menutup wajahnya dengan bantal kemudian kembali terlelap.
“Malah nambah jadi! Hei! Mau sekolah ’nggak?!” Sang ibu menggoyangkan tubuh Nadia. Cara itu tetap tak menghasilkan apapun.
“Begitu, ya. Ya udah, kamu ’nggak bakal dapat beasiswa dan ’nggak bakal pergi ke Korea!” Ancam Erina. Cara ini pasti berhasil, itu pikirnya.
Tanpa menunggu 1 menit, Nadia langsung terduduk tegak. “Siap, Bos!” Sambil memberi hormat dan langsung berlari menuju kamar mandinya.
Erina hanya menggeleng pelan, kemudian berjalan menuju ruang pakaian putrinya, dan memilih seragam yang akan dipakai putrinya. Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya, Nadia merupakan gadis yang manja dengan orang tuanya. Dirinya masih perlu bimbingan dan belum sepenuhnya bersikap mandiri.
• • •
Nadia menuruni anak tangga dengan seragam putih abu-abu yang melekat ditubuh kecilnya. Sambil membawa ransel kecil berwarna hitam polos dengan gantungan lucu diresleting tas milik dia.
Sambil berjalan menuju ruang makan, Nadia menyapa semua yang ada di sana, “pagi Ma, Pa! Pagi Mbak!”
“Pagi juga,” jawab mereka semua bersamaan.
“Mbak, sarapan bareng, yuk!” Ajak Erina mengajak asistem rumah tangganya untuk sarapan bersama.
“Iya, Bu. Sebentar, saya lagi rapihin dapur,” jawab Mbak Sumi yang memang benar sedang merapikan dapur.
Setelah itu, mereka semua pun mulai sarapan bersama.