cinta ditengah Gelombang penjajahan

Fajar Sidik Triyanto
Chapter #9

Konfik Baru dalam Hubungan Raden Prabowo dan Amara

Bab 9: Konfik Baru dalam Hubungan Raden Prabowo dan Amara

Bab Pembuka: Suasana Mencekam

Adegan 1: Ketegangan di Markas

Di markas perlawanan, suasana menjadi semakin tegang setelah terjadinya manipulasi yang diungkapkan Amara. Raden Prabowo dan timnya berusaha keras untuk mengatur ulang strategi dan melindungi kelompok mereka dari ancaman internal dan eksternal.

Prabowo duduk di ruang utama markas, tampak lelah dan penuh pikiran. Ernest dan Barlian berdiskusi di sudut ruangan, sementara Ratna memeriksa informasi terbaru.

Ernest: (Sambil memeriksa dokumen) "Kita harus memperkuat pengawasan dan mengidentifikasi potensi pengkhianat sebelum terlambat."

Barlian: "Tapi kita juga harus menjaga moral dan semangat para anggota. Kepercayaan mereka mungkin mulai goyah setelah kejadian ini."

Ratna: (Mengangkat kepala dari dokumen) "Kita juga perlu lebih berhati-hati dalam memilih orang-orang yang akan bergabung dengan kita di masa depan."

Prabowo menatap mereka dengan tatapan kosong, pikirannya tertuju pada hubungan pribadi dan masalah yang belum terselesaikan dengan Amara.

Bab Isi: Kemunculan Perselingkuhan

Adegan 2: Ketegangan dalam Hubungan Pribadi

Beberapa hari setelah insiden dengan Amara, Prabowo merasa hubungan mereka semakin tegang. Amara sering kali tampak tidak hadir secara emosional, dan Prabowo merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Suatu malam, Prabowo memutuskan untuk menemui Amara di rumahnya, berharap dapat berbicara secara terbuka tentang hubungan mereka.

Prabowo: "Amara, kita perlu berbicara. Aku merasa ada jarak yang semakin jauh antara kita."

Amara: (Menghindari tatapan Prabowo) "Aku tahu, Prabowo. Aku minta maaf jika aku tampak jauh. Ada banyak hal yang harus aku pikirkan."

Prabowo: "Apa yang sedang kau pikirkan? Aku merasa seperti kita tidak saling memahami lagi."

Amara: (Dengan nada sedih) "Ini bukan tentang kau, Prabowo. Ini tentang tekanan yang aku rasakan, dan bagaimana aku merasa tertekan untuk menjaga segalanya tetap normal."

Lihat selengkapnya