cinta ditengah Gelombang penjajahan

Fajar Sidik Triyanto
Chapter #13

Perjodohan dan Keterpaksaan

Bab 13: Perjodohan dan Keterpaksaan

Bab Pembuka: Kabut Pengertian

Adegan 1: Kabar yang Mengguncang

Beberapa bulan setelah upaya Prabowo mengungkap konspirasi dan mengembalikan semangat perjuangan, kabar mengejutkan datang dari pusat kota. Keluarga Amara telah mengatur perjodohan untuknya dengan seorang bangsawan dari keluarga terpandang yang berasal dari Batavia. Kabar ini sampai ke Prabowo melalui surat yang dikirim oleh seorang teman dari desa.

Prabowo: (Membaca surat dengan rasa kecewa) "Amara... ternyata dia telah dijodohkan. Bagaimana ini bisa terjadi?"

Rasa marah dan bingung melanda Prabowo. Dia merasa tertekan dan hancur karena kabar tersebut, terutama karena dia masih memiliki perasaan yang mendalam untuk Amara.

Adegan 2: Diskusi Keluarga Amara

Di rumah Amara, suasana terasa tegang. Keluarga Amara mengadakan pertemuan untuk membahas perjodohan yang telah diatur. Amara duduk di sudut ruangan, tampak murung dan tidak berbicara.

Ayah Amara: (Dengan tegas) "Ini adalah keputusan terbaik untuk keluarga kita. Keluarga dari Batavia adalah sekutu yang kuat dan ini akan menguntungkan kita semua."

Ibu Amara: "Amara, kamu harus menerima ini. Ini adalah kewajiban keluarga dan kamu harus melakukan yang terbaik."

Amara: (Dengan suara lembut, namun penuh beban) "Aku mengerti, Ibu. Tapi... hati ini terasa sangat berat."

Amara merasa terjepit antara tanggung jawab keluarga dan perasaannya sendiri. Dia merasa terpaksa menerima perjodohan ini meskipun hatinya masih menyimpan cinta untuk Prabowo.

Bab Isi: Konflik Internal dan Upaya

Adegan 3: Pertemuan Rahasia

Amara mencoba untuk melakukan pertemuan rahasia dengan Prabowo untuk membicarakan situasinya. Mereka bertemu di sebuah tempat yang aman, jauh dari pengawasan keluarga dan pihak-pihak yang terlibat.

Amara: (Dengan mata yang penuh air mata) "Prabowo, aku tidak tahu harus bagaimana. Keluarga memaksa aku untuk menerima perjodohan ini, dan aku merasa terperangkap."

Prabowo: "Amara, aku tahu betapa beratnya situasi ini bagimu. Tetapi, kita harus mencari jalan keluar. Aku tidak bisa membiarkanmu terjebak dalam keadaan seperti ini."

Amara: "Apa yang bisa kita lakukan? Keluargaku tidak akan berubah pikiran begitu saja. Mereka sangat menekankan pentingnya perjodohan ini."

Prabowo mencoba untuk memberikan dukungan dan mencari solusi. Mereka membicarakan kemungkinan untuk melawan keputusan keluarga dan mencari jalan keluar, meskipun tampaknya mustahil.

Prabowo: "Kita harus berpikir dengan hati-hati. Mungkin ada cara untuk mengubah situasi ini, atau setidaknya menemukan cara agar kamu tidak kehilangan jati dirimu."

Adegan 4: Penyesuaian dan Pengorbanan

Amara kembali ke rumah dengan keputusan yang terpaksa diambil. Meskipun hatinya berat, dia mencoba untuk menerima kenyataan dan bersikap tenang di depan keluarganya.

Ayah Amara: "Bagus, Amara. Kami senang kamu akhirnya menerima keputusan ini. Sekarang kita bisa mempersiapkan pernikahanmu dengan baik."

Ibu Amara: "Jangan lupa, ini adalah demi kebaikan kita semua. Semoga kamu bisa menemukan kebahagiaan dalam perjalanan ini."

Amara mengangguk dengan berat hati, mencoba menyembunyikan rasa sakit dan penyesalan di dalam dirinya.

Lihat selengkapnya