Bab 17: Kematian dan Konspirasi
Bab Pembuka: Kegelapan Malam
Di malam yang dingin dan gelap, setelah pesta pernikahan yang penuh ketegangan, suasana di rumah baru Amara dan suaminya terasa mencekam. Di dalam kamar pengantin yang megah, Amara dan suaminya, Raden Wiranata, terlibat dalam interaksi yang penuh dengan keraguan dan ketidaknyamanan.
Raden Wiranata: (Dengan nada cemas) "Amara, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Aku merasa tertekan oleh situasi ini dan ketidakpastian di sekitarnya."
Amara: (Berusaha tenang) "Wiranata, kita harus menghadapi semua ini dengan kepala dingin. Kita tidak bisa membiarkan situasi ini menghancurkan kita."
Namun, ketegangan dan kecemasan terus membayangi mereka. Saat malam semakin larut, suasana menjadi semakin gelap.
Bab Isi: Kejadian Tragis
Di tengah malam, suara gaduh dan teriakan tiba-tiba terdengar dari kamar pengantin. Para pelayan dan anggota keluarga bergegas menuju kamar dan menemukan pemandangan mengerikan: Raden Wiranata tergeletak tak bernyawa di lantai kamar.
Pelayan: (Dengan suara gemetar) "Tuan Wiranata... dia... dia sudah tidak bernyawa."
Ibu Amara: (Menjerit dan menangis) "Tidak mungkin! Ini tidak mungkin terjadi!"
Amara, yang berada di samping suaminya, tampak sangat shock dan hancur. Dia segera berusaha mencari tahu apa yang terjadi, tetapi semua tanda-tanda mengarah pada pembunuhan yang sangat terencana.
Amara: (Berbicara dengan penuh kepedihan) "Siapa yang melakukan ini? Mengapa ini harus terjadi?"
Bab Penutup: Konspirasi dan Penolakan
Setelah kematian suaminya, keluarga Amara segera mulai menyelidiki kejadian tersebut dan menemukan berbagai petunjuk yang menunjukkan bahwa kematian Raden Wiranata bukanlah kecelakaan biasa. Terdapat tanda-tanda bahwa kematian itu mungkin merupakan bagian dari konspirasi yang lebih besar.
Ayah Amara: (Berbicara kepada Amara dan keluarga) "Ada sesuatu yang tidak beres di sini. Kita perlu mengungkap siapa yang berada di balik semua ini dan mengapa."